Catatan Kreasi Seni Anak Paser yang Tampil Sebagai 5 Besar di Kemenparekraf

- Jumat, 28 Mei 2021 | 13:43 WIB
BANGGAKAN KALTIM: Penampilan Kress AP di Jakarta yang didukung langsung oleh wakil bupati Paser Syarifah Masitah Assegaf, Senin (25/5) malam.
BANGGAKAN KALTIM: Penampilan Kress AP di Jakarta yang didukung langsung oleh wakil bupati Paser Syarifah Masitah Assegaf, Senin (25/5) malam.

TANA PASER - Bumi Daya Taka seolah-olah bangun dari mimpi saat dikejutkan dengan penampilan kumpulan pekerja seni yang menamakan diri Kreasi Seni Anak Paser (Kress AP). Betapa tidak, komunitas ini berhasil menyisihkan 400an peserta se-Indonesia melalui rangkaian seleksi secara online lalu mausklah mereka di 5 besar bersama komunitas seni dari Jember, Nias, Papua dan Kulon Progo.

Lalu apakah mereka memang tahu-tahu muncul begitu saja lalu tiba-tiba terpilih secara acak untuk tampil di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona Kemenparekraf Jakarta, mewakili Pulau Kalimantan? Siapakah mereka ini? Berikut beberapa catatan terkait Kres AP, semoga penampilannya di malam puncak lomba Cipta Karya Lagu Nusantara 2021 bisa memberitahu kita semua bahwa Paser punya potensi seni budaya yang memiliki daya saing tinggi.

Pertama, Kres AP merupakan sebuah organisasi yang didirikan di Tana Paser pada tahun 2010, dari sekumpulan pelaku seni dan bergerak di bidang seni dan budaya, khususnya musik dan tari, baik modern maupun tradisional. Personilnya di anatranya ada yang sudah malang melintang di dunia seni budaya Paser. Di dalam kepengurusannya, ada Sultan Paser sebagai pembina. 

Kedua, apakah memang benar-benar baru muncul, bisa ya, bisa juga tidak. Waktu didirikan pada tahun 2010 mungkin tidak ada yang tahu siapa mereka. Bahkan saat mendaftar di lomba ini 1 Maret 2021 pun tidak ada yang tahu, kecuali mereka sendiri dan kalangan di sekitarnya.

Meskipun sebenarnya media sudah memberitakan mereka sejak masuk di 15 besar. Mungkin berita itu tidak dibaca luas, atau mungkin juga karena sudah dianggap biasa. Bukankah selama ini, seni budaya Paser sering kali jadi finalis di level nasional.

Ketiga, istilah ‘mewakili Pulau Kalimantan’ disematkan sendiri oleh personil Kres AP karena hakikatnya, setelah melewati seleksi yang panjang selama 2 bulan lebih, dari 419 komunitas yang mendaftar, lalu terpilih 260 karya yang lolos administratif. Kemudian terpilih lagi 15 karya dan Kress AP lolos di 5 besar. Di  titik ini, Kres_AP menjadi satu-satunya dari Pulau Kalimantan.

Keempat, saat tampil di malam puncak, kemenangan memang ditentukan oleh para juri. Namun ada namanya juara favorit yang ditentukan dari hasil like di Youtube. Kres AP hanya memerlukan 5.201 like untuk bisa jadi juara favorit, namun itu tak mereka dapatkan. Artinya dukungan dari masyarakat yang mendiami pulau yang diwakilinya bisa disebut minim.

Kelima, beberapa jam jelang penampilan mereka, beritanya diblow up sedemikian rupa di media sosial, demi mendapatkan dukungan secara online. Tentu saja komentar warganet beragam. Yang mendukung dan bangga amat banyak. Yang mengkritik juga tak sedikit. Di antara kritikan itu, yang paling mencolok adalah masalah kostum.

Kres AP yang membawa nama Paser ternyata tidak tampil dengan kostum Paser, namun ada yang menyebut kostum mereka sebagai kostum Dayak Malinau.

Ada satu komentar yang unik, dari seorang pekerja seni yang menyebut dirinya dengan akun Leo Augusta, mencoba untuk lebih realistis dengan Kres AP. Dia menyebut bahwa seharusnya kostum tidak menjadi perdebatan seandainya Kres AP didukung dari awal sebelum tampil di Jakarta. ‘Di mana kita saat mereka berjuang mencari dukungan’ begitu salah satu kalimat yang ditulisnya.

Keenam, faktanya Kres_AP sangat sulit memenangkan hati masyarakat yang diwakilinya. Hampir saja mereka batal tampil di malam puncak karena kendala di biaya transportasi, akomodasi dan konsumsi.

Pada akhirnya mereka bisa tampil karena mendapat dukungan moril dan materil dari Bupati Paser dr Fahmi Fadli, Wakil Bupati Paser Hj Syarifah Masitah Assegaf SH, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Hj Ina Rosana SPi MM dan Bankaltimtara.

Ketujuh, dukungan juga ditunjukkan Pemerintah Kabupaten Paser, yaitu Wakil Bupati yang hadir di Jakarta untuk menyaksikan langsung penampilan mereka. Sayang seribu sayang, ada miskomunikasi dengan pihak penyelenggara sehingga Wabup Paser tidak diperkenankan masuk.

Dari 5 perwakilan, hanya Bupati Jember yang bisa masuk di acara. Bahkan seperti disampaikan oleh pembawa acara, dia bisa masuk bersama istrinya. Lalu berkembanglah spekulasi bahwa Paser bisa juara II seandainya Wakil Bupati masuk ke tempat acara. Faktanya, mereka finis sebagai juara harapan I.

Halaman:

Editor: Wawan-Wawan Lastiawan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Safari Ramadan Kukar, Serahkan Manfaat JKM

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:29 WIB
X