Penerimaan Pajak Belum Optimal, Target 2020 Terealisasi 92,62 Persen

- Sabtu, 23 Januari 2021 | 11:51 WIB
Samon Jaya
Samon Jaya

BALIKPAPAN–Bank Indonesia (BI) memproyeksikan transaksi e-commerce pada 2021 mencapai Rp 337 triliun. Proyeksi itu naik 33,2 persen dari realisasi sepanjang tahun lalu yang sebesar Rp 253 triliun. Sejalan dengan itu, penggunaan uang elektronik tahun ini juga diprediksi naik menjadi Rp 266 triliun. Artinya, ada kenaikan sebesar 32,3 persen dari 2020 yang sebesar Rp 201 triliun.

"Luar biasa, pandemi Covid-19 betul-betul mendorong ekonomi keuangan digital sangat kuat," terang Gubernur BI Perry Warjiyo, Jumat (22/1). Bank Sentra juga meramalkan transaksi digital banking naik 19,12 persen, berarti total transaksi digital pada 2021 bisa tembus Rp 32,206 triliun, sedangkan realisasi 2020 sebesar Rp 27,036 triliun.

"Yang dulunya konsumen harus sowan ke bank, Pak tolongin buka rekening, mau transfer, mau setor uang. Sekarang masyarakat inginnya bertransaksi melalui HP, di kamar mandi, di kamar tidur," kata Perry.

Potensi transaksi digital banking tersebut, sambung Perry, lebih besar dari produk domestik bruto (PDB) Indonesia. Untuk itu, Perry terus mengimbau agar perbankan fokus dalam mengembangkan sistem digitalnya. "Kalau bankir masih ingin konsumen sowan ke panjenengan semua, kemudian Anda tidak ada kerjaan karena akan ditinggalkan. Konsumen harus di-service, caranya melalui digital banking," jelasnya.

Sebelumnya, Perry menyebut, volume transaksi digital banking melonjak 41,53 persen menjadi 513,7 juta transaksi pada Desember 2020. Sementara itu, nilai transaksinya naik 13,91 persen menjadi Rp 2.774,5 triliun. Volume dan nilai transaksi itu meningkat karena besarnya aktivitas belanja online masyarakat jelang pergantian tahun.

Hal itu juga didukung perubahan kebiasaan masyarakat dari pembayaran tunai menjadi nontunai di tengah pandemi virus corona atau Covid-19. Kemudian, transaksi menggunakan uang elektronik meningkat 30,44 persen menjadi Rp 22,1 triliun dan penggunaan uang tunai atau uang kartal yang diedarkan meningkat 13,25 persen menjadi Rp 898,9 triliun.

Perubahan perilaku ini juga yang menyebabkan pihaknya secara agresif melakukan digitalisasi sistem pembayaran. “Ingat itu lihat angkanya digital banking, ini termasuk online banking, mobile banking, transaksi yang tidak butuh tatap muka,” imbuhnya.

Meski demikian, Perry mengakui telah banyak perbankan di Indonesia yang sudah sangat agresif untuk melakukan transformasi layanannya untuk mengimbangi perkembangan teknologi digital. “Di perbankan saya sudah berkali-kali (mengajak) Ayo perbankan dan alhamdulillah sekitar 15 bank sangat agresif melakukan digital banking,” pungkasnya. (ndu/k8)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Transaksi SPKLU Naik Lima Kali Lipat

Jumat, 19 April 2024 | 10:45 WIB

Pusat Data Tingkatkan Permintaan Kawasan Industri

Jumat, 19 April 2024 | 09:55 WIB

Suzuki Indonesia Recall 448 Unit Jimny 3-Door

Jumat, 19 April 2024 | 08:49 WIB

Libur Idulfitri Dongkrak Kinerja Kafe-Restoran

Kamis, 18 April 2024 | 10:30 WIB

Harga CPO Naik Ikut Mengerek Sawit

Kamis, 18 April 2024 | 07:55 WIB

Anggaran Subsidi BBM Terancam Bengkak

Selasa, 16 April 2024 | 18:30 WIB

Pasokan Gas Melon Ditambah 14,4 Juta Tabung

Selasa, 16 April 2024 | 17:25 WIB

Harga Emas Melonjak

Selasa, 16 April 2024 | 16:25 WIB
X