Jembatan yang menjadi akses warga transmigrasi di Desa Sepunggur, Kecamatan Tanjung Palas Tengah, Bulungan nyaris ambruk. Namun, hingga saat ini belum mendapatkan sentuhan perbaikan dari pemerintah.
Salah seorang warga Sepunggur, Aris mengaku sudah mengusulkan untuk perbaikan jembatan ke Pemda Bulungan. Namun, masih terkendala keterbatasan anggaran. “Sudah pernah kita usulkan. Tetapi, sampai sekarang ini belum terealisasi,” kata Aris kepada Radar Kaltara, Minggu (3/9).
Padahal, kondisinya semakin memprihatinkan. Meski begitu, masyarakat tidak memiliki pilihan lain untuk bisa bertahan hidup. “Jembatan ini kan akses utama ke kota (Tanjung Selor),” ujarnya. Alhasil, untuk menjual hasil pertanian. Masyarakat terpaksa harus melintasi jembatan tersebut. Sebab, jika menggunakan akses sungai biaya operasional lebih besar.
“Iya, demi anak dan istri. Kita harus bisa tetap bertahan hidup. Walaupun kondisi jembatan sangat memprihatinkan,” ungkapnya.
Warga, sambung Aris, berharap kepada pemerintah untuk segara memperbaiki jembatan tersebut. “Kasihan warga disini (Sepunggur) kalau jembatan itu tidak segara diperbaiki,” ujarnya.
Sebab, dengan kondisi infrastruktur yang minim berdampak pada perekonomian warga transmigrasi. Alhasil, banyak dari warga transmigrasi yang kesulitan untuk menjual hasil pertanian. “Kalau infrastruktur memadai sudah pasti kesejahteraan masyarakat juga akan jauh lebih baik,” bebernya.
Namun, dengan kondisi infrastruktur yang minim tak jarang warga transmigrasi yang memilih beralih profesi, seperti menjadi kuli bangunan dan ada juga warga transmigrasi yang lebih memilih kembali ke kampung halaman.
“Kita datang kesini (Sepunggur) kan untuk memperbaiki perekonomian. Tetapi, dengan kondisi seperti sekarang ini sulit untuk kita bisa bertahan,” ujarnya.
Hal senada disampaikan, Wahyudi. Ia mengatakan bahwa banyak permasalahan yang belum diselesaikan di kawasan transmigrasi. Saat ini, tak jarang pemukiman hingga lahan pertanian warga yang terendam ketika air sungai pasang besar. “Kalau air pasang besar banyak tanaman warga mati,” bebernya.
Alhasil, banyak warga yang gagal penan. Untuk itu, diharapkan ada perhatian dari pemerintah terkait hal tersebut. “Kasihan kami warga transmigrasi ini seperti tidak diperdulikan,” ujarnya.
Sementara itu, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPU-PR) Bulungan, Khairul saat dikonfirmasi belum memberikan respons. (jai/har)