Cerita Salma Amin, Wartawan Perbatasan Peraih Adinegoro

- Selasa, 14 Februari 2023 | 11:00 WIB
BANGGA: Salma Amin, wartawan dari perbatasan Nunukan di antara juara Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2022. FOTO: DOKUMEN SALMA AMIN
BANGGA: Salma Amin, wartawan dari perbatasan Nunukan di antara juara Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2022. FOTO: DOKUMEN SALMA AMIN

Salma Amin mengaku tidak menyangka bisa menyabet juara Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2022, yang diumumkan dalam rangkaian peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2023 di Medan, Sumatera Utara.

RIKO ADITYA  

REPORTER wanita dari Radio Republik Indonesia (RRI) Nunukan tersebut, memang menjadi satu-satunya wanita peraih Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2022. ”Enggak pernah nyangka, perasaannya campur aduk ya, ada senang, bahagia, gugup juga karena yang di depan itu para wartawan senior,” ujar Salma ketika diwawancarai Radar Tarakan, Senin (13/2). 

Reporter yang bergerak di bidang sosial tersebut mengatakan, raihan tersebut tidaklah terlepas daripada kerja timnya. Mengambil judul Tanah Kami Indonesia Selamanya, punya alasan diikutsertakan dalam lomba kategori jurnalistik radio tersebut.

Apalagi Adinegoro tersebut merupakan ajang bergengsi bagi jurnalis di Indonesia, bahkan dirinya sendiri mengira itu akan menjadi impian atau cita-cita para insan jurnalis, sehingga materi yang diangkat memang harus dibuat menarik.

 

Salma mengaku, setiap tahun dari Direktorat Program dan Produksi LPP RRI, mengarahkan satker RRI di seluruh Indonesia untuk ikut serta. Di tahun 2022, RRI Nunukan ikut, karena melihat ada materi yang bagus untuk diikutsertakan. “Kenapa ambil lokasi di Sebatik, karena kami melihat masalah ini belum ada solusi sampai sekarang, sementara permasalahan itu dalam hal ini pengukuran ulang batas wilayah sudah terjadi sejak tahun 2019,” kata Salma.

“Pesan yang ingin kami sampaikan dalam karya itu, bahwa ada warga kita yang saat ini tinggal di wilayah Malaysia, namun nasionalismenya tidak perlu diragukan, tapi juga mereka butuh kejelasan status hukum,” lanjutnya.

Artinya, jika seandainya hasil pengukuran ulang ditandatangani oleh kedua negara, warga kita akan ikhlas. Mereka hanya ingin tanah diganti tanah, namun tanah yang diganti ada di wilayah Indonesia sesungguhnya.

Dalam karyanya, fakta-fakta yang dilengkapi dengan vox pop (opini publik) dan semangat nasionalisme. Itu menjadi kekuatan karyanya sehingga terpilih untuk menjadi pemenang kategori radio. “Kita tidak lagi mengkhawatirkan Nasionalisme mereka, kendati tanahnya di Malaysia, NKRI adalah harga mati,” kata Salma mengingat momen pengukuran ulang batas negara Indonesia dengan Malaysia. (*)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Pemkab Nunukan Buka 1.300 Formasi untuk Calon ASN

Kamis, 18 April 2024 | 12:44 WIB

Angka Pelanggaran Lalu Lintas di Tarakan Meningkat

Kamis, 18 April 2024 | 11:10 WIB
X