BARABAI - Meluapnya air sungai dari pegunungan Meratus pada hari Sabtu 12 Juni 2021 lalu, membuat satu jembatan darurat di Desa Patikalain, Kecamatan Hantakan, putus diterjang derasnya air sungai.
Akses masyarakat Patikalain yang akan pergi ke Desa Hantakan atau sebaliknya sempat terganggu. Akhirnya, warga setempat gotong royong membangun jembatan kecil untuk menghubungkan kembali akses dua desa tersebut.
“Walaupun dengan peralatan dan bahan seadanya, akhirnya warga bisa beraktivitas dengan normal. Meski jembatan hanya bisa dilewati kendaraan roda dua,” kata Seru Sani anggota Koramil 1002-07/Batu Benawa, Selasa (15/6).
Pj Pembakal Desa Patikalain Ghofur menjelaskan, sampai saat ini belum ada bantuan dari pemerintah daerah maupun provinsi terkait rusaknya jembatan tersebut. “Padahal, sejak awal banjir Januari lalu jembatan ini sudah hancur,” ceritanya.
Ghofur berharap, Pemkab HST segera membangunkan kembali jembatan secara permanen. “Sehingga masyarakat, khususnya yang tinggal di Desa Patikalain, Cabai, Papagaran dan desa yang ada di pegunungan Meratus aktivitasnya kembali normal,” harapnya.
Sebelumnya, Plt Kasi Jembatan Aga Dhani sudah menjelaskan, di tahun 2021 ini pihaknya tidak merencanakan pembangunan fisik jembatan. PUPR HST hanya melakukan perencanaan penyelidikan tanah untuk jembatan. Setelah itu hasilnya akan diserahkan ke P2JN (Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional).
“Tahun ini bangunan fisik jembatan belum bisa. Selain Pemkab HST mengalami defisit, anggaran kami juga kena refocusing. Kami belum bisa janji tahun ini bisa membangun fisik jembatan,” jelasnya. (mal/ema)
