RANTAU - Mulai hari ini (20/5), Kabupaten Tapin sudah memberlakukan pembelajaran tatap muka (PTM). Namun, tidak semua sekolah yang akan belajar secara langsung.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tapin, Ahlul Jannah menyebut di Kabupaten Tapin ada 178 SD dan 26 SMP. "Jadi keputusan kami bertahap (PTM, Red). Sementara ini ada 70 tempat belajar. Terdiri dari 52 SD, dan 18 SMP tersebar di 12 kecamatan," ucapnya, Rabu (19/5) sore.
Sebelum mengambil keputusan ini, Dinas Pendidikan sudah monitoring kesiapan sekolah. Hasilnya semua sekolah sudah siap. "Sekolah-sekolah sudah menyiapkan protokol kesehatan," katanya.
Termasuk meminta persetujuan orang tua murid. Sementara ini mereka setuju sekolah tatap muka.
Kalau di tengah jalan, ada yang tidak setuju, Disdik tidak memaksa. Mereka boleh melarang anaknya tidak datang ke sekolah. "Murid yang tidak datang bisa belajar secara daring seperti sebelumnya," ingatnya.
Tidak hanya itu, kesiapan tenaga pendidik pun diperhatikan. Guru yang sekolahnya tatap muka terlebih dahulu menjalani vaksinasi. Baik yang pertama maupun yang kedua. Lalu sekolah harus menyediakan minimal 2 alat pengukur suhu tubuh, dan membuat jalur masuk khusus. Bahkan harus mengisi buku besar pencatat hasil suhu tubuh. "Siswa juga harus menyediakan kertas kecil mencatat hasil suhu tubuh setiap hari untuk dibawa pulang," jelasnya.
Dinas Pendidikan Tapin akan terus memonitor dan mengevaluasi. Seandainya tidak ada penyebaran, tidak menutup kemungkinan semua sekolah bisa tatap muka. "Mari kita sama-sama berdoa, semoga berhasil dan tidak ada penyebaran Covid-19," harapnya.
Lantas bagaimana kalau ada yang positif nantinya? Kadis memperbolehkan sekolah bisa langsung libur, tanpa berkoordinasi terlebih dahulu ke Disdik atau Satgas Covid-19 Tapin. Liburannya selama 14 hari. "Namun setelah itu, bisa melaporkan supaya kami mengetahui," tuntasnya.(dly/dye/ema)