Puasa Adalah Kebutuhan

- Sabtu, 17 April 2021 | 10:06 WIB
Penulis: Masroliyan Nor, S.Pd.I, M.Pd
Penulis: Masroliyan Nor, S.Pd.I, M.Pd

Puasa adalah perbuatan tidak makan, minum dan berhubungan seksual antara suami istri di mulai ketika terbit fajar sampai tenggelamnya matahari. Puasa merupakan rukun Islam yang ke-3. Oleh sebab itu, hukumnya wajib bagi setiap orang Islam yang sudah balig dan memiliki kemampuan untuk menjalaninya.

==============================
Oleh: Masroliyan Nor, S.Pd.I, M.Pd
Guru Madya MAS Ainul Amin Balangan
==============================

Setiap muslim yang menjalankan ibadah puasa dituntut untuk bisa menahan diri dari segala yang membatalkannya. Secara fiqih, yang membatalkan puasa itu adalah sesuatu yang masuk kedalam mulut dan masuk ketenggerokan sampai perut secara sengaja. Seperti makan dan minum. Dan juga berhubungan suami istri pada siang harinya dan lain-lain.

Allah Swt telah mewajibkan ibadah puasa selama sebulan penuh dalam setahun. Tidak semua orang Islam mampu menjalankannya. Ada banyak orang yang tidak melaksanakannya dengan berbagai alasan. Di antaranya, alasan uzur yang dibolehkan syarak seperti sakit, musafir, haid, nipas, tidak mampu, dan lain-lain. Ada juga yang tidak punya alasan syarak. Mereka menganggap bahwa puasa bukan merupakan kewajiban. Bagi mereka, puasa merupakan beban berat yang sia-sia saja dilakukan, karena hanya akan menurunkan energi tubuh, berat badan, produktivitas, mempengaruhi kondisi jiwa, lelah, letih, lesu, dan sebagainya.

Tidak hanya itu, Rasulullah Saw menyatakan bahwa banyak orang yang berpuasa hanya mendapatkan lapar dan dahaga. Mereka tidak mendapatkan pahala dari ibadah puasa yang dilakukannya. Hal ini disebabkan mereka tidak memahami hakikat ibadah puasa itu. Banyak di kalangan umat Islam yang berpuasa hanya sekadar menjalankan kewajiban saja. Ketika mereka berpuasa, maka gugurlah kewajibannya secara hukum. Mereka tidak peduli dengan manfaat dari ibadah puasa itu.

Padahal, puasa itu bukan hanya sekadar kewajiban belaka, akan tetapi merupakan sebuah kebutuhan. Ibarat hidup kalau tidak makan dan minum maka akan merasakan kelaparan dan kehausan. Tubuh akan terasa lemah dan tidak bertenaga. Sehingga tidak bisa beraktivitas dan bekerja sebagaimana mestinya. Begitu juga dengan puasa, kalau tidak dijalankan dengan baik dan benar maka mereka tidak akan mendapatkan manfaat yang sangat besar dalam hidupnya.

Ada beberapa manfaat dari ibadah puasa. Pertama,  bagi kesehatan fisik, dapat mencegah penyakit jantung coroner dan tekanan darah tinggi (hipertensi), serta bermanfaat bagi kesehatan pencernaan. Penyakit yang muncul seringkali disebabkan oleh konsumsi makanan secara berlebihan. Seperti obesitas (kegemukan), encok (peradangan kelenjar limpa), diabetes, nyeri sendi menahun, radang ginjal, kencing batu, liver, pelebaran usus (lambung), dan lain-lain. semua penyakit itu bisa disembuhkan dengan terapi puasa atau diet sesuai denggan arahan dan petunjuk dokter. 

Kedua, puasa juga bermanfaat untuk kesehatan jiwa/diri. Orang sehat adalah orang yang mampu mengendalikan dirinya. Seseorang disebut gila ketika ia tidak bisa lagi mengendalikan dirinya. Bisa jadi keadaan fisikalnya tak berbeda dari manusia lainnya, tetapi keadaan jiwanya jauh berbeda karena ia telah kehilangan jati dirinya yang sejati, yaitu daya pengendalian diri. Puasa dapat mendidik dan melatih seseorang untuk mengendalikan dirinya. Pada saat berpuasa, dituntut untuk bisa mengendalikan ucapan, pandangan, pendengaran, syahwat serta menahan seluruh anggota tubuhnya dari melakukan perbuatan tercela. Menahan tangan dari menjangkau sesuatu yang terlarang. Menahan kaki dari berjalan menuju tempat maksiat. Dengan begitu, maka setiap tingkah lakunya akan terjaga dengan baik. Ketika seseorang mampu mengendalikan dirinya untuk tidak berbuat yang terlarang dalam segala aspek kehidupannya, maka jiwanya akan menjadi tenang, tenteram dan damai.

Ketiga, puasa dapat membentuk akhlak yang baik. Ketika pengendalian diri yang dilakukan selama berpuasa berjalan dengan baik. Maka akan terbentuk kepribadian yang baik pula. Kepribadian inilah yang mengantarkannya kepada takwa. Seseorang yang bertakwa adalah orang yang mampu menjaga, memelihara, dan mengawasi dirinya sehingga selalu melakukan kebiakan dan menghindari keburukan. Penguasaan diri itu bersumber dari keyakinan bahwa Allah Swt senantiasa mengetahui dan mengawasi segala ucapan dan tindakannya. Setiap detik Allah Swt selalu hadir dalam hidupnya.

Orang yang berpuasa dengan baik dan benar, sesuai dengan panduan dari Nabi Saw. Maka puasanya akan bermanfaat bagi dirinya. Tubuhnya akan sehat, jiwanya akan tenang, tentram dan damai. Serta mendapat derajat takwa di sisi Allah Swt.

Untuk itu, puasa itu merupakan kebutuhan dasar yang harus dipenuhi oleh semua Muslim. Puasa yang dikerjakan itu harus benar-benar dilaksanakan dengan sebaik mungkin. Agar manfaat puasa itu bisa diraih oleh semua orang Islam. Puasa bukannya hanya menjalankan kewajiban belaka. Ketika sudah mampu menahan lapar, haus dan hubungan seksual pada siang hari, maka berhasillah puasanya. Tentunya tidak hanya seperti itu. Puasa Ramadan  merupakan pendidikan dan pelatihan pengendalian diri dari perbuatan-perbuatan yang tercela. Lisan, pendengaran, penglihatan dan hatinya terjaga dari sifat-sifat buruk. Hal ini akan terus terbawa setelah selesai bulan Ramadan. Sehingga membentuk kepribadian yang baik dalam kehidupan sehari-hari. (*)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kebakaran, Duit Sisa THR Ikut Hangus

Sabtu, 20 April 2024 | 09:15 WIB
X