TARAKAN - Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kalimantan Utara (Kaltara) beberapa waktu lalu telah melaksanakan pertemuan dengan pembudidaya rumput laut serta pengusaha transportasi laut yang ada di Tarakan terutama untuk jalur pelayaran Tarakan, Pulau Bunyu, Kabupaten Bulungan. Dalam pertemuan tersebut membahas terkait jalur pelayaran yang tertutup oleh budi daya rumput laut.
Plt Kepala DKP Kaltara, Rukhi Syayahdin menjelaskan, pihaknya telah merampungkan masalah tersebut terutama di Kota Tarakan yang menjadi penghasil rumput laut di Kaltara. "Jadi ini merupakan PR kami, lagi pula kegiatan budi daya ini bernilai ekonomis juga untuk masyarakat, namun ada beberapa kendala yang dihadapkan untuk pembudidaya. Kami sudah melakukan akomodir dengan koordinasi pembudidaya untuk berkomunikasi dan bersinergi dengan pemerintah," jelasnya.
Selain itu, Rukhi juga mengatakan saat ini pihaknya harus menyelamatkan alur pelayaran, yang menurutnya tidak ada toleransi. "Kita akan membuka 100 meter wilayah pelayaran, dan kami meminta izin kepada pembudidaya untuk menggeser patok budidaya dan memberikan jangka waktu dan pembudidaya juga sudah berkomunikasi dan mau menjalankan itu semua, karena alur pelayaran ini tidak ada toleransi," bebernya.
DKP Kaltara juga memberikan jangka waktu bagi pembudidaya rumput laut, untuk menggeser patoknya. Untuk membuka kawasan alur pelayaran. "Kami memberikan waktu tetapi tidak segera kasian para pembudidaya yang baru menanam, paling tidak usai panen baru melakukan penggeseran dari alur pelayaran," tambahnya.
Lanjutnya, DKP Kaltara akan membuat edaran Gubernur Kaltara yang di dalamnya membuka alur pelayaran yang tertutup oleh budidaya rumput laut. "Sebenarnya tidak hanya di Tarakan saja, Kabupaten Nunukan juga. Karena di perairan Mamolo, Kabupaten Nunukan sama halnya dengan Tarakan, sehingga edaran Gubernur terkait pembukaan jalur transportasi laut akan kita edarkan," jelasnya. (tuy/eza)