Kantong Terbatas, Harga Lumayan

- Senin, 30 Agustus 2021 | 14:03 WIB

Sejak meluasnya pandemi Covid-19 di Indonesia, pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk menghentikan penularan. Begitu juga dengan penanganan pasien, salah satunya dengan terapi plasma konvalesen. Diketahui, terapi ini dapat dipahami sebagai transfer antibodi antara penyintas suatu infeksi kepada orang yang sedang menghadapi infeksi, dalam kasus ini, adalah infeksi Covid-19.

PLASMA konvalesen juga disebut mampu menurunkan risiko terjadinya gangguan pernapasan berat atau severe respiratory disease yang merupakan salah satu penyebab kematian tersering Covid-19.

Hal itulah yang dirasakan dr. Edy Samudro saat menjalani perawatan Covid-19 di salah satu rumah sakit di Tarakan. Ia menjelaskan, secara pribadi ia merasakan terapi plasma konvalesen sangat efektif dan dapat memberi perubahan drastis pada tubuhnya. Sehingga pasca menjalani perawatan dengan terapi, badannya terasa kembali sehat.

“Waktu itu saya menjalani perawatan dengan obat-obatan ternyata reaksinya kurang bagus. Kemudian dalam proses perawatan rumah sakit menawarkan terapi plasma konvelesen, kemudian kami menyetujuinya, dan setelah menjalani terapi plasma konvalesen saya merasa segar sekali,” ujarnya, Minggu (29/8).

“Waktu gejala saya sebenarnya tidak banyak, saya mengalami batuk yang intens dan badan saya terasa lemas. Sehingga setelah dites saya positif. Akhirnya saya menjalani perawatan di rumah sakit. Kebetulan waktu itu stok plasma konvelesennya ada, jadi saat disetujui saya dapat langsung disuntikkan plasma konvelesen sesegera mungkin,” sambungnya.

Ia menerangkan, dalam perawatan dirinya selama 12 hari di rumah sakit. Meski begitu, menurutnya perawatan biasa juga dinilai cukup baik, namun tidak memberikan perubahan lebih cepat.

“Saya lupa di hari ke berapa waktu itu disuntikkan jam 9 malam, kemudian besoknya disuntikkan lagi 1 kantong. Setelah badan saya terasa cukup segar dan gejala saya menghilang, setelah itu saya dinyatakan sehat,” ujarnya.

“Sebenarnya menjalani perawatan dengan obat reaksinya bagus saja, cuma saya rasa masih kurang topcer-lah. Begitu diberikan plasma memang terasa sangat berbeda, itu yang saya rasakan,” tukasnya.

Sebagai pasien yang pernah merasakan langsung terapi plasma konvalesen, ia mengharapkan masyarakat penyintas Covid-19 dapat lebih banyak mendonorkan plasma untuk memberi kesembuhan bagi pasien yang sedang menjalani perawatan. Sehingga angka kematian akibat Covid-19 dapat diminimalisir. “Saya sudah merasakan sendiri, saya berharap penyintas Covid-19 dapat berbondong melakukan donor darah. Sehingga kita dapat lebih banyak membantu orang dan mengurangi angka kematian,” pungkasnya.

 

KONDISI FASILITAS KESEHATAN

Kebutuhan plasma konvalesen bagi pasien Covid-19 masih tinggi. Namun, kebutuhan akan plasma masih menemui kendala, seperti kantong plasma yang kosong.

Plt. Direktur Utama RSUD Tarakan, dr. Franky Sientoro, Sp.A, mengatakan, bahwa pandemi Covid-19 masih akan terus belanjut dengan prediksi 2-3 tahun ke depan. Hal ini dikarenakan peningkatan vaksinasi Covid-19 yang terus ditingkatkan pemerintah kepada masyarakat. Namun kebutuhan plasma konvalesen hingga kini masih dibutuhkan. “Kalau yang sudah terpapar covid-19, plasma konvalesen ini bisa membantu gejala sedang dan ringan untuk penyembuhan. Asal jangan yang gejala berat,” ungkap Franky.

Untuk itu, di masa ini kebutuhan plasma konvalesen masih terus dibutuhkan pihaknya. Hanya, ketersediaan kantong plasma yang saat ini menjadi kendala. Apalagi kantong plasma harus disediakan melalui pemesanan impor sehingga harus membutuhkan waktu.

Halaman:

Editor: anggri-Radar Tarakan

Rekomendasi

Terkini

Eks Ketua KPU Kaltara Bulat Maju Pilkada Bulungan

Jumat, 12 April 2024 | 11:00 WIB

Bupati Bulungan Ingatkan Keselamatan Penumpang

Kamis, 11 April 2024 | 16:33 WIB

Ada Puluhan Koperasi di Bulungan Tak Sehat

Sabtu, 6 April 2024 | 12:00 WIB
X