Grafik Kasus Menaik, Pembukaan Sekolah Ditunda Sampai Akhir Januari

- Sabtu, 9 Januari 2021 | 20:14 WIB
SILANG MERAH: Siswa menjaga jarak di kelas. Kursi yang diberi tanda silang dilarang diduduki. Foto diambil saat simulasi di SMPN 7 Banjarmasin, November 2020 lalu.
SILANG MERAH: Siswa menjaga jarak di kelas. Kursi yang diberi tanda silang dilarang diduduki. Foto diambil saat simulasi di SMPN 7 Banjarmasin, November 2020 lalu.

BANJARMASIN - Kepala Dinas Pendidikan Banjarmasin, Totok Agus Daryanto angkat bicara terkait penundaan pembukaan sekolah di tengah pandemi.

Penundaan pembelajaran tatap muka itu instruksi Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina. Setelah grafik kasus positif COVID-19 di Indonesia melonjak.

Namun, Totok masih optimis. "Bukan ditiadakan, tapi ditunda," ujarnya kemarin (8/1).

Selama penundaan, Disdik akan mengevaluasi ulang persiapan sekolah dalam menerapkan protokol pencegahan penularan virus corona.

Sebelum ditunda, Disdik telah menjadwalkan, pada 11 Januari, 35 SMP negeri akan dibuka. Disusul simulasi untuk 10 SD negeri pada 18 Januari.

Totok kembali memberikan jaminan. Khusus SD, untuk siswa kelas I, II dan III tetap belajar di rumah.

Dan sekolah yang beralamat di zona merah, atau siswa yang kebetulan tinggal di zona merah, menjadi pengecualian.

"Sekolah atau siswa yang beralamat di zona merah tetap belajar daring," tegasnya.

Catatan lain, kursi antar siswa di kelas harus diberi jarak 1,5 meter. Pelajaran juga hanya selama empat jam. Guru juga diminta mengawasi pemakaian masker oleh siswa.

"Seiring adanya pengetatan, serta antisipasi penularan, maka ditunda dulu hingga akhir Januari nanti," tutupnya. (war/fud/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Rem Blong, Truk Solar Hantam Dua Rumah Warga

Kamis, 28 Maret 2024 | 19:00 WIB

Masalah Pendidikan Jadi Sorotan Ombudsman

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:50 WIB

Gempa 3,3 Magnitudo Guncang Kotabaru

Kamis, 28 Maret 2024 | 15:58 WIB

Januari hingga Maret, 7 Kebakaran di Balangan

Selasa, 26 Maret 2024 | 15:35 WIB
X