BANJARBARU - Rapid test antigen kini diwajibkan pemerintah bagi para pelancong yang menggunakan moda transportasi udara. Kebijakan ini dimaksudkan untuk mengantisipasi potensi penularan Covid-19.
Secara umumnya, tes untuk mengidentifikasi infeksi virus Corona ini berbeda dengan rapid test antibodi yang sebelumnya digunakan. Disebutkan, rapid test antigen lebih akurat dibanding antibodi.
Untuk pengambilan tesnya, jika rapid test antibodi menguji sampel dari darah. Maka upaya deteksi dari rapid test antigen adalag melalui sampel lendir tenggorkan. Baik lewat hidung maupun mulut.
Mengingat masih momen tahun baru dan potensi liburan ke luar daerah masih tinggi. Di Kota Banjarbaru khususnya di Bandara Syamsudin Noor juga mewajibkan rapid test antigen ini sebagai syarat untuk bisa bepergian dengan pesawat.
Saat ini, di Bandara Syamsudin Noor memang sudah menyediakan layanan rapid test antigen ini. Namun, banyaknya peminatnya sempat membuat antrian di bandara.
Baru-baru ini, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Banjarbaru telah merekomendasikan sejumlah fasilitas kesehatan swasta (non pemerintah) di wilayah Kota Banjarbaru untuk membuka layanan ini.
Menurut Kepala Dinkes Banjarbaru, Rizana Mirza total sudah ada delapan faskes swasta yang telah direkomendasikan pihaknya. Baik dalam bentuk rumah sakit maupun klinik.
"Benar, ada delapan fasilitas kesehatan yang menyediakan layanan rapid test antigen di Kota Banjarbaru. Sejauh ini, delapan faskes ini yang kita rekomendasikan," katanya.
Rekomendasi ini sebut Mirza diberikan lantaran delapan faskes ini sudah memenuhi kriteria dan syarat. Sehingga di luar dari delapan faskes ini katanya belum bisa mereka rekomendasikan.
"Dari delapan faskes swasta ini ada lima rumah sakit, satu klinik dan dua laboratorium. Selain daftar faskes yang sudah kami sebutkan tadi kita belum memberi rekomendasi," pungkasnya.
Adapun, delapan faskes swasta ini adalah Rumah Sakit Syifa Medika, Rumah Sakit Umum Nirwana, Rumah Sakit Permata Husada, Rumah Sakit Al Mansyur Medika, Rumah Sakit Mawar. Lalu ada Klinik Borneo Lestari serta Laboratorium Klinik Medika dan Laboratorium Dr.Tony. (rvn/bin/ema)
