Investor Besar ‘Lirik’ Kaltara

- Jumat, 6 Agustus 2021 | 10:09 WIB
Hasan Basri – Kabid Perencanaan, Promosi Penanaman Modal dan Kerja Sama DPMPTSP Kaltara./IWAN KURNIAWAN/RADAR KALTARA
Hasan Basri – Kabid Perencanaan, Promosi Penanaman Modal dan Kerja Sama DPMPTSP Kaltara./IWAN KURNIAWAN/RADAR KALTARA

TANJUNG SELOR – Jika tak ada aral, investor besar akan masuk berinvestasi untuk membangun kawasan green energy di Kalimantan Utara (Kaltara). Saat ini, investor sudah turun ke lapangan melakukan survei lokasi.

Kepala Bidang (Kabid) Perencanaan, Promosi Penanaman Modal dan Kerja Sama Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kaltara, Hasan Basri mengatakan, investor yang ‘melirik’ Kaltara ini merupakan salah satu mitra dagang Indonesia dari Australia.

“Khusus untuk yang di Kaltara, itu kita sudah melakukan MoU (Memorandum of Understanding). Ini nama perusahaannya PT Indonesia Fortescue Infrastructure,” ujarnya kepada Radar Kaltara saat ditemui di Tanjung Selor, Kamis (5/8).

Disebutkannya, saat ini prosesnya sudah masuk langkah kedua, yakni mempersiapkan tentang pembahasan poin-poin dari hasil survei mereka. Artinya, hasil dari survei yang dilakukan di lapangan itu akan dipaparkan ke daerah tujuan investasi. “Kemarin (4 Agustus 2021) mereka (FFI, Red) sempat mau paparan di Malinau, tapi rencana itu ditunda,” sebutnya.

Rencananya, setelah paparan di Malinau, investor ini akan lanjut paparan di Bulungan. Setelah itu, baru paparan di provinsi. Jadi, untuk di Kaltara, itu ada Bulungan dan Malinau yang berpotensi dimasuki investasi ini. Adapun skema yang disiapkan pemerintah daerah, khususnya Pemprov Kaltara yang membawahi lima kabupaten/kota (Malinau, Bulungan, Tarakan, Nunukan dan Tana Tidung akan selalu terbuka terhadap para investor. “Kita akan beri kemudahan-kemudahan, serta menyiapkan penunjangnya, seperti landasan hukum hinga kemudahan dalam proses urusan perizinan,” tuturnya.

Untuk menentukan lokasi tempat berinvestasi, tentu dari pihak investor harus melakukan feasibility study (studi kelayakan) terlebih dahulu. Kemudian dari pemerintah daerah memfasilitasi untuk menunjukkan ruang mana yang dapat dikembangkan. “Ini dilakukan supaya jangan sampai terjadi tumpang tindih kegiatan pada satu kawasan,” jelasnya.

Seperti di Sungai Kayan, misalnya. Saat ini sudah ada rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang dikerjakan PT Kayan Hydro Energy (KHE). Untuk hal seperti ini tentu ada ketentuan teknis di mana lokasi yang sesuai. “Untuk batasan jarak, kalau dari segi teknis itu di atas 15 kilometer dari yang ada. Kalau berdekatan juga tidak efektif,” sebutnya.

Oleh karena itu, pihaknya tetap menunggu dari kabupaten/kota tujuan investasi tersebut. Karena, tentu dari kabupaten/kota nanti akan mengarahkan ke lokasi di mana saja yang belum ada investasinya. Ini untuk menjaga agar kegiatan investasi di provinsi ke-34 ini dapat tetap kondusif.

“Ini tetap akan kita lihat nanti seperti apa prosesnya. Pada prinsipnya, Kaltara membuka kesempatan seluas-luasnya untuk berinvestasi, dari segi regulasi kita sangat mendukung,” ungkapnya.

Rencana proyek industri ramah lingkungan ini nilai anggarannya cukup besar, yakni sekitar Rp 180 triliun. Berdasarkan rencana awal, anggaran ini akan digunakan untuk pembangunan empat PLTA, terdiri satu di Bulungan dan tiga di Malinau. (iwk/eza)

 

 

Editor: anggri-Radar Tarakan

Rekomendasi

Terkini

Ini Dia Delapan Aksi Konvergensi Tekan Stunting

Kamis, 25 April 2024 | 12:30 WIB

Dewan Negara Malaysia Kagum Perkembangan Krayan

Kamis, 25 April 2024 | 09:30 WIB

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB
X