PTM Dievaluasi Setiap Hari

- Rabu, 14 Juli 2021 | 09:48 WIB
PERLAHAN NORMAL: PTM di SMPN 7 Tarakan, Selasa (13/7)./IFRANSYAH/RADAR TARAKAN
PERLAHAN NORMAL: PTM di SMPN 7 Tarakan, Selasa (13/7)./IFRANSYAH/RADAR TARAKAN

TARAKAN - Pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) telah dilakukan di beberapa sekolah di Kota Tarakan, salah satu ialah SMP Negeri 7 Tarakan. Sekolah yang terletak di Gunung Belah ini sudah melakukan PTM sejak Senin (12/7) lalu, sebab jumlah orang tua siswa yang menginginkan PTM jauh lebih banyak dibanding orang tua yang setuju terhadap proses pembelajaran online.

Kepada Radar Tarakan, Kasi Pembinaan SMP Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Tarakan, Endah Saratihningsih mengatakan bahwa pada awal Juli 2021 ini pihaknya belum mengambil data PTM ditiap sekolah, sebab masih terdapat beberapa sekolah yang belum final melaksanakan masa perkenalan lingkungan sekolah (MPLS).

“Tapi yang sudah melaksanakan verifikasi, simulasi dan vaksinasi memang diperbolehkan. Ketika orang tua siswa menghendaki PTM, maka sekolah diperbolehkan melayani,” ungkap Endah.

Oleh sebab itu, sekolah yang sudah melaksanakan PTM dikatakan Endah ialah karena orang tua siswa yang setuju dan mendesak sekolah agar segera melaksanakan PTM. Namun jika telah dilakukan, maka pelaksanaan PTM wajib dievaluasi oleh pihak sekolah setiap hari.

Berdasarkan informasi yang didapatkan Endah, SMPN 7 Tarakan telah menurunkan siswanya untuk belajar tatap muka di sekolah. Sedang sekolah lainnya masih memiliki kesibukan seperti membuat polling lebih dulu kepada orang tua siswa yang siap dalam melaksanakan PTM.

Persiapan PTM dikatakan Endah telah disiapkan pihaknya sejak 2020 lalu. Sehingga sekolah-sekolah yang telah memenuhi persyaratan dari SKB 4 Menteri, seperti verifikasi, simulasi, vaksinasi dan mendapatkan izin PTM dari Wali Kota sudah tidak perlu melakukan pelaporan ke Disdikbud Tarakan lagi saat hendak melaksanakn PTM. “Tidak perlu melapor. Paling hanya laporan seperti sesuai permintaan orang tua, kami (sekolah) akan melaksanakan tatap muka. Ya begitu saja. Jadi sekolah hanya menyesuaikan kesiapan sekolah dan permintaan orang tua,” kata Endah.

Jika sekolah belum melakukan verifikasi, maka Disdikbud Tarakan belum memperkenankan sekolah tersebut melaksanakan PTM sebab secara otomatis sekolah tersebut belum mengetahui prosedur PTM. Dalam pelaksanaan simulasi yang diselenggarakan pihak sekolah, tak hanya dipantau oleh Disdikbud Tarakan saja, namun DPRD, Satgas covid-19 dan Ombudsman pun turut memantau.

Pelaksanaan PTM ini ditegaskan Endah akan sesuai dengan kemampuan sekolah. Dalam hal ini, jika sekolah hanya mampu menangani 50 siswa, maka dalam satu hari sekolah hanya perlu melaksanakan PTM untuk 50 orang siswa sedang siswa lebih dilakukan dihari yang berbeda.

“Jadi tidak bersamaan, pola setiap sekolah akan berbeda nanti. Karena orang tua yang menginginkan PTM juga berbeda-beda, tenaga guru di sekolah juga berbeda dan fasilitas yang tersedia beragam. Tapi intinya semua sekolah yang sudah pernah melalui PTM, sudah pasti tahu bahwa protokol kesehatan adalah kunci utama,” pungkasnya.

Sementara itu, Kepala SMPN 7 Tarakan, Friny Napasti, S.Pd, mengatakan, bahwa dalam satu kelas diisi oleh maksimal 16 orang siswa. Namun dari pemantauan pihaknya, setiap kelas di SMPN 7 Tarakan berbeda-beda jumlah siswanya, bahkan terdapat satu kelas yang hanya diisi oleh dua orang murid.

“Yang isinya cuma dua orang murid itu dari kelas 8, tetap kami layani PTMnya dan sisanya daring,” ungkap wanita yang pernah menjabat sebagai Kepala SMPN 2 Tarakan ini.

 Pelaksanaan PTM yang diselenggarakan di SMPN 7 Tarakan dievaluasi secara harian. Hal ini dilakukan karena pelaksanaan PTM menjadi hal yang baru bagi guru maupun siswa sehingga perlu dilakukan evaluasi setiap hari.

SMPN 7 Tarakan melaksanakan satu jadwal pembelajaran selama 20 menit, yang dimulai dari pukul 08.00 hingga 10.10 WITA tanpa adanya istirahat bagi siswa. Namun, jika siswa ingin makan maupun minum akan diberi kesempatan untuk makan minum diluar kelas dengan pengawasan guru mata pelajaran.

“Baru dua hari, tapi sudah ada siswa yang minta makan dan minum diluar kelas. Tapi tidak banyak, hanya satu dua siswa saja karena katanya tidak sempat sarapan di rumah sehingga minta sarapan di sekolah pada pertengahan jam pelajaran,” jelas Friny.

Halaman:

Editor: anggri-Radar Tarakan

Rekomendasi

Terkini

Data BPS Bulungan IPM Meningkat, Kemiskinan Turun

Kamis, 28 Maret 2024 | 17:00 WIB

Ombudsman Kaltara Soroti Layanan bagi Pemudik

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:30 WIB

Harus Diakui, SAKIP Pemprov Kaltara Masih B Kurus

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Penanganan Jalan Lingkar Krayan Jadi Atensi

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Jalan Penghubung di Krayan Ditargetkan Maret Mulus

Selasa, 26 Maret 2024 | 13:50 WIB

3.123 Usulan Ditampung di RKPD Bulungan 2025

Selasa, 26 Maret 2024 | 07:00 WIB

Anggaran Rp 300 Juta Untuk Hilirisasi Nanas Krayan

Senin, 25 Maret 2024 | 18:45 WIB
X