Perayaan Waisak Tetap Perhatikan Prokes

- Selasa, 25 Mei 2021 | 10:15 WIB
BERSIAP: Persiapan perayaan Trisuci Waisak oleh umat Buddha di Kota Tarakan tahun ini dilakukan di tengah pandemi Covid-19 dan tetap memperhatikan protokol kesehatan./YEDIDAH PAKONDO/RADAR TARAKAN
BERSIAP: Persiapan perayaan Trisuci Waisak oleh umat Buddha di Kota Tarakan tahun ini dilakukan di tengah pandemi Covid-19 dan tetap memperhatikan protokol kesehatan./YEDIDAH PAKONDO/RADAR TARAKAN

TARAKAN - Hari raya Trisuci Waisak 2565 BE tahun 2021 telah dipersiapkan umat Buddha. Meski pandemi Covid-19 masih berlangsung, namun proses ibadah tetap dilakukan, akan tetapi silaturahmi ditiadakan sementara hingga pandemi reda.

“Acara kumpul teman ditiadakan, hanya ibadah seperti biasa,” ungkap Goeytomo Gunardi, Ketua Vihara Vajra Bumi Dvipa Kota Tarakan.

Sebelum pandemi Covid-19, setiap peringatan hari raya Trisuci pihaknya selalu mengumpulkan siswa TK maupun SD untuk turut serta merayakan hari raya. Namun tahun ini terpaksa ditiadakan. Mengingat pandemi Covid-19, pihaknya tetap melaksanakan ibadah virtual yang diselenggarakan di rumah ibadah maupun di rumah masing-masing umat Buddha.

“Kami sembahyang tiap hari besar seperti Trisuci Waisak. Siapa yang ada waktu ya datang beribadah, tapi paling minim lebih dari 20 orang yang ibadah, tahun lalu sama sekali ditiadakan karena pandemi,” ujarnya.

Sementara itu, salah satu Penganut Agama Buddha Tarakan, Yosmin menjelaskan perayaan Trisuci Waisak ini memberikan pencerahan bagi umat Buddha untuk memperingati tiga peristiwa penting yakni lahirnya lahirnya Bodhisatwa, Bodhisatwa telah mencapai penanganan sempurna dan Bodhisatwa Parinirvana.

“Sang Buddha itu inginnya untuk mencari obat dan menyelamatkan umatnya dari penderitaan. Sehingga ia merelakan dirinya, sebenarnya beliau ini anak raja, tapi rela untuk menyelamatkan umat manusia. Makanya dirinya melepas jubah dan melaksanakan pertapa hingga mencapai penanganan sempurna,” jelasnya.

“Artinya ketika ingin mencapai bahagia, maka harus selalu mendalami dharma, mempelajari dharma, mempraktekkan dan menimbulkan hasil pembelajaran dharma. Makanya waisak ini peringatan yang paling meriah,” sambungnya.

Sebelumnya, perayaan Waisak terbilang sangat meriah, yakni dengan melakukan pembersihan rupang dan altar. Pihaknya juga melakukan rangkaian donor darah, bhakti sosial yang dirayakan oleh orang tua serta sekolah minggu. Pagi hari terdapat permainan anak-anak, siangnya melakukan upacara mandi rupang yang dilakukan pada Rabu kemudian sembahyang yang memakan waktu 1 hingga 1,5 jam.

“Hari rabu kami akan melakukan pelepasan satwa ke alam bebas. Untuk penyelamatan ini biasa kami lakukan seperti burung atau lele, yang kami bebaskan ke alam bebas, selanjutnya mandi rupang. Tapi sebelumnya kami lakukan bakti sosial dulu,” katanya.

Namun dari Kementerian Agama membatasi perayaan. Bahkan pelaksanaan ritual waisak pun belum diperbolehkan. Untuk itu dalam hal ini pihaknya tetap menggunakan standar protokol kesehatan agar terhindar dari Covid-19. (shy/eza)

 

 

Editor: anggri-Radar Tarakan

Rekomendasi

Terkini

Ini Dia Delapan Aksi Konvergensi Tekan Stunting

Kamis, 25 April 2024 | 12:30 WIB

Dewan Negara Malaysia Kagum Perkembangan Krayan

Kamis, 25 April 2024 | 09:30 WIB

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB
X