Sepi Peminat, Dua Sekolah di Palangkaraya Tutup

- Sabtu, 8 Juli 2023 | 11:15 WIB

PALANGKA RAYA-Penerimaan peserta didik baru (PPDB) untuk tahun pelajaran 2023/2024 jenjang sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) di Kota Palangka Raya telah berakhir tanggal 27 Juni lalu. Hasilnya, dua sekolah swasta terpaksa gulung tikar alias tutup karena sepi peminat saat PPDB.

“Sejauh ini sekolah swasta saja yang tutup, tidak mampu bersaing dengan sekolah lain karena sepi pendaftar. Ada dua sekolah swasta yang tutup, yakni SMP Karya dan SMP Natania, kedua sekolah itu kekurangan murid, bahkan untuk tahun pelajaran ini hanya dua orang saja yang mendaftar,” ungkap Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Palangka Raya Jayani kepada Kalteng Pos, Rabu (5/7).

Jayani memastikan, sejauh ini tidak ada sekolah negeri di Kota Palangka Raya yang tutup. Sebab, sistem zonasi yang diterapkan untuk sekolah negeri memungkinkan sebaran siswa merata di tiap sekolah.

“Kalau sekolah yang berada di pinggir kota mungkin saja kekurangan murid, tetapi dipastikan tidak sampai tutup, seperti Rakumpit dan Danau Tundai,” sebutnya.

Meski sudah ada sekolah yang tutup karena sepi peminat, tetapi sebagian sekolah lagi memilih memperpanjang masa PPDB, seperti yang dilakukan SMPN 6. Jayani menyebut sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP) yang terletak di Jalan Seth Adji, Kelurahan Panarung, Kecamatan Pahandut itu memperpanjang masa PPDB karena belum memenuhi target rombel yang ditetapkan.

“SMPN 6 membuka 10 rombongan belajar (rombel), tetapi yang mendaftar masih kurang, karena itu masa PPDB diperpanjang lagi oleh pihak sekolah sampai dengan tanggal 3 Juli,” bebernya.

Menurut Jayani, tidak jadi persoalan jika suatu sekolah kekurangan pendaftar. Yang justru menjadi masalah jika di suatu sekolah kelebihan pendaftar, karena perlu menyesuaikan ruang belajar yang tersedia.

Sementara itu, meskipun jalur zonasi telah ditetapkan sebagai jalur prioritas kelulusan pendaftar, sehingga peserta didik dengan tempat tinggal paling dekat dengan sekolahlah yang diprioritaskan diterima, tetapi sekolah-sekolah yang dianggap lebih favorit tetap menjadi magnet bagi peserta didik baru.

“Penumpukan pendaftar ada di dua sekolah, yakni SMPN 1 dan SMPN 2, peminat kedua sekolah menengah pertama itu luar biasa, sementara daya tampungnya terbatas,” ungkap Jayani.

Jayani menyebut kedua sekolah itu membuka penerimaan peserta didik untuk 10 rombel alias 320 peserta didik. “Sementara yang mendaftar banyak, melebihi kuota yang disiapkan sekolah,” ucapnya.

Kedua sekolah tersebut mengalami kelebihan pendaftar, ditandai dengan merebaknya pendaftar dari berbagai jalur masuk yang tersedia. Dikatakan Jayani, dua sekolah itu membuka empat jalur pendaftaran, yakni jalur zonasi, afirmasi (keluarga kurang mampu), prestasi, dan perpindahan orang tua.

“Walaupun berdasarkan jalur prioritas yakni zonasi ditargetkan 65 persen, masih banyak peserta didik yang berusaha masuk dari jalur lain, seperti jalur prestasi, pendaftar menumpuk di jalur itu walaupun persentase kelolosan hanya 5 persen, lebih sedikit yang lolos, sehingga sangat ketat,” terangnya, sembari menyebut untuk jalur afirmasi hanya diambil 15 persen. (dan/ce/ala)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

DPRD: Realisasi APBD Kotim tahun 2023 Lepas Target

Kamis, 28 Maret 2024 | 17:40 WIB
X