HEBOH! Temuan Bukit Emas di Gumas

- Kamis, 26 Januari 2023 | 12:32 WIB
Kapolsek Tewah Ipda Teguh Triyono mengimbau warga agar menjaga keamanan dan ketertiban di lokasi penambangan emas.(FOTO : KAPOLSEK)
Kapolsek Tewah Ipda Teguh Triyono mengimbau warga agar menjaga keamanan dan ketertiban di lokasi penambangan emas.(FOTO : KAPOLSEK)

Sepekan terakhir, masyarakat dihebohkan dengan penemuan bukit yang mengandung emas di Kecamatan Tewah, Kabupaten Gunung Mas (Gumas). Di media sosial berseliweran foto maupun video warga yang beramai-ramai menggali tanah kuning yang berlokasi di Bukit Naga. Temuan ini juga mendapat perhatian dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalteng melalui Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kalteng.

Sejauh ini Dinas ESDM Kalteng belum bisa memastikan apakah benda yang dicari masyarakat di Bukit Naga tersebut merupakan emas benaran atau bukan. Namun jika benar daerah tersebut menyimpan potensi emas, pihaknya akan menyiapkan langkah-langkah konkret untuk pengelolaan wilayah itu. Kepala Dinas ESDM Provinsi Kalteng Vent Christway melalui Kepala Bidang (Kabid) Pengawasan Mineral dan Batubara (Minerba), Energi, dan Air Tanah Agus Chandra mengatakan, dalam waktu dekat pihaknya akan menyiapkan tim untuk turun melakukan verifikasi terkait emas yang saat ini diburu masyarakat di Bukit Naga.

Diakuinya bahwa di tempat yang dijadikan masyarakat target mencari emas itu, terdapat beberapa lokasi yang masuk dalam wilayah izin usaha pertambangan (IUP). Ada juga beberapa lokasi yang IUP-nya sudah habis dan menyisakan sisa-sisa bekas tambang. “Kami bentuk tim untuk verifikasi, karena memang di sekitar lokasi itu ada beberapa wilayah yang merupakan lokasi IUP emas,” beber Agus kepada Kalteng Pos (grup prokalteng.co) saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (19/1).

Agus menyebut, ada kemungkinan yang ditemukan masyarakat itu merupakan emas sekunder sisa-sisa dari hasil endapan bekas emas primer. Emas primer merupakan jenis emas yang ditemukan di daerah induk yang memang berasal dari wilayah kaya emas. Posisi emas berada di batuan induknya.  “Mungkin saja produk emas yang dibawa masyarakat di sana bukan produk asli melainkan produk bawaan dari larutan tubuh batuan pembawa emas yang awal, bisa juga merupakan produk transportasi dari produk emas terdahulu,” jelasnya.

Karena itu pihaknya masih belum bisa memastikan bahwa yang diincar masyarakat di lokasi itu akhir-akhir ini benar-benar merupakan emas. Untuk mendapatkan kejelasan, lanjut Agus, dalam waktu dekat pihaknya akan turun ke lokasi melakukan verifikasi, memastikan apakah benar lokasi tersebut menyimpan banyak cadangan emas.  Jika memang potensial, maka bisa dikelola masyarakat dengan menjadikannya wilayah pertambangan rakyat (WPR). Namun pihaknya perlu mengecek kembali apakah lokasi tersebut di luar lokasi perizinan atau berada di dalam lokasi perizinan. Jika masih berada dalam lokasi perizinan, maka pihaknya akan melakukan sosialisasi kepada masyarakat setempat, meyakinkan bahwa wilayah tersebut merupakan milik perusahaan. Pihaknya akan memastikan dahulu lokasi itu masuk wilayah IUP yang sudah berakhir atau IUP yang masih aktif.

“Tapi jika lokasi itu berada di luas lokasi perizinan, maka kami dari pemerintah daerah bisa mengupayakan untuk mengajukan itu menjadi wilayah pertambangan rakyat,” bebernya. WPR akan dikelola oleh masyarakat setempat. Masyarakat bisa mengajukan izin pertambangan rakyat (IPR), sehingga nantinya lokasi itu dapat dikelola menjadi usaha pertambangan milik bersama. “Kami akan upayakan itu menjadi WPR jika memang tidak overlap dengan wilayah perizinan,” katanya. Sampai saat ini pihaknya juga belum menerima laporan dari pemerintah kabupaten setempat melalui dinas lingkungan hidup yang notabene bisa memverifikasi. “Belum ada laporan ke kami terkait apakah lokasi itu betul merupakan daerah pertambangan emas atau tidak, karena mereka (Pemkab Gumas, red) juga bisa memverifikasi soal itu,” ucapnya.(prokalteng)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Perumahan Dinas Guru di Katingan Jadi Arang

Rabu, 17 April 2024 | 12:57 WIB

Pantai Sungai Bakau Perlu Tambahan Fasilitas

Minggu, 14 April 2024 | 15:00 WIB

Warga Serbu Pusat Perbelanjaan di Kota Sampit

Minggu, 14 April 2024 | 10:26 WIB
X