Banjarmasin-Banjarbaru Diguyur Hujan, Modifikasi Cuaca Diklaim Berhasil

- Senin, 9 Oktober 2023 | 13:30 WIB
SANGAT DITUNGGU: Hujan lebat terjadi di kawasan Antasan Kecil Barat, Banjarmasin Tengah, kemarin. Turunnya hujan diharapkan mengurangi dampak karhutla dan kekeringan di Kalsel. | FOTO: M OSCAR FRABY/RADAR BANJARMASIN
SANGAT DITUNGGU: Hujan lebat terjadi di kawasan Antasan Kecil Barat, Banjarmasin Tengah, kemarin. Turunnya hujan diharapkan mengurangi dampak karhutla dan kekeringan di Kalsel. | FOTO: M OSCAR FRABY/RADAR BANJARMASIN

 Hujan dengan intensitas tinggi, cukup lama mengguyur Kota Banjarmasin, (8/10) sore. Menghapus kabut pekat yang sejak pagi masih menyelimuti. Hujan ini diklaim hasil dari Teknik Modifikasi Cuaca (TMC) yang dilakukan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Bahkan, hujan diprediksi akan turun hingga hari ini.

“Ada banyak awan hujan yang berpotensi untuk dilakukan penyemaian. Alhamdulillah berhasil,” terang Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalsel, M Pormadi Dharma. 

Pesawat Cessna C208B/PK-SNS melakukan penyemaian garam di lima area. Kabupaten Banjar, Tapin, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah, dan Balangan. “Sebanyak 1.000 Kg garam dipakai untuk penyemaian. Alhamdulillah hujan turun di beberapa daerah,” tambah Pormadi.  

TMC yang tadinya dilaksanakan BNPB hanya hingga kemarin, rupanya diperpanjang hingga hari ini. “Dari informasi yang didapat, TMC di langit Kalsel hingga Selasa mendatang,” bebernya.

Kebakaran lahan dan hutan (karhutla) tidak hanya diatasi melalui jalur darat. Modifikasi cuaca diperlukan untuk membantu memadamkan api melalui udara. Tak hanya di Kalsel, TMC rencananya juga akan dilakukan di Kalteng. Turunnya hujan sangat berarti untuk membasahi titik api yang susah dijangkau melalui darat. “Semoga turun hujan semakin intens. Supaya tak muncul lagi titik api yang dampaknya kabut asap,” tuturnya.

Hujan deras kemarin, disambut senang warga. Maklum, hujan dengan intensitas tinggi cukup lama tak turun. “Alhamdulillah setelah cukup lama penantian, akhirnya turun hujan,” ucap Mahdiannor warga Pierre Tendean, Banjarmasin Tengah. 

Marlina juga mengucap syukur meski basah kuyup kehujanan di jalan. “Tak apa basah, asal hujan turun. Sudah panas sekali, dan kabut asap sudah parah,” ujar warga Handil Bakti, Barito Kuala itu.

Banjarbaru Akhirnya Diguyur Hujan

Beberapa hari terakhir, cuaca di Kota Banjarbaru terasa begitu terik. Bahkan berdasarkan data dari BMKG, Ibu Kota Provinsi Kalimantan Selatan ini masuk dalam daftar 10 kota terpanas di Indonesia.  Dalam rilis yang dikeluarkan pada Sabtu (7/10) tadi, Kota Idaman menduduki posisi ketujuh dengan suhu lebih dari 35,6 derajat celcius.

Prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi Kalsel, Muhammad Arif Rahman mengatakan pihaknya mencatat suhu panas yang tak biasa di Kota Banjarbaru terjadi pada tanggal 5-7 Oktober. “Tercatat suhu tertinggi sampai 37 derajat celcius pada tanggal 5 Oktober 2023 kemarin,” ungkap Arif. Namun, kondisi tersebut dikatakannya cenderung sudah menurun dan kembali normal dengan suhu maksimum berkisar 33-35 derajat celcius pada musim kemarau. 

Ia menjelaskan, suhu panas ini sebenarnya ada pengaruh dari pergerakan semu matahari yang pada akhir September hingga awal Oktober berada di sekitar wilayah khatulistiwa. Selanjutnya akan bergerak ke wilayah bumi bagian selatan. “Jadi dalam setahun, akan ada dua kali matahari melintas di atas khatulistiwa yaitu bulan September dan Maret,” katanya. 

Selain itu, kata Arif, saat ini wilayah Kalsel, termasuk Banjarbaru mulai memasuki periode peralihan musim pada periode Oktober-November. Cuaca cerah masih cukup mendominasi pada siang hari.

BMKG memprediksi akhir Oktober, akan mulai terjadi peralihan dari musim kemarau ke musim penghujan. Di Kalimantan Selatan awal musim hujan diprediksi mulai terjadi mulai awal November 2023 nanti. “Kemudian secara bertahap hingga akhir November 2023, seluruh wilayah Kalimantan Selatan akan sudah masuk musim hujan. Untuk wilayah Banjarbaru, akan memasuki musim hujan sekitar pertengahan November 2023,” jelasnya.

Terkait hujan yang terjadi kemarin, pihaknya menyebut bahwa fenomena itu disebabkan meningkatnya kelembapan di awan lapisan atas. Ini berpotensi menumbuhkan banyak awan-awan yang dapat menghasilkan hujan. “Hingga 2 hari ke depan, potensi hujan masih akan ada di beberapa wilayah di Kalsel, terutama di bagian barat dan utara,” ujarnya.

Berhubung Kalsel masih berada di musim kemarau, potensi karhutla masih akan tetap ada. “Karena awal musim hujan di Kalsel diprediksi terjadi pada Minggu kedua bulan November. Sehingga potensi karhutla kemungkinan akan sedikit mereda pada waktu tersebut,” pungkasnya.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

X