Demi Daging, Abaikan Physical Distancing

- Sabtu, 1 Agustus 2020 | 11:48 WIB
ABAIKAN PROTOKOL KESEHATAN: Warga antre untuk mendapatkan sepaket daging kurban yang dibagikan oleh panitia kurban Masjid Nurul Islam, Jumat (31/7).
ABAIKAN PROTOKOL KESEHATAN: Warga antre untuk mendapatkan sepaket daging kurban yang dibagikan oleh panitia kurban Masjid Nurul Islam, Jumat (31/7).

PALANGKA RAYA-Ketika jarum jam menunjukkan pukul 13.00 WIB, warga mulai berdatangan dan berkumpul di sekitar Masjid Nurul Islam, Jalan A Yani. Menunggu waktu pembagian daging kurban. Rata-rata warga menggenggam kupon. Baik tua, muda, bahkan anak-anak. Ada 1.300 paket daging kurban yang disiapkan panitia. Sembilan ekor sapi dikurbankan di masjid itu, (31/7).

Pukul 15.30 WIB, panitia memulai pembagian. Di belakang masjid. Sudah ada tenda yang disiapkan. Warga yang memegang kupon langsung berebut mendapat antrean paling depan. Physical distancing (jaga jarak) diabaikan. Seruan untuk memakai masker juga tak semuanya dipatuhi. Begitu juga imbauan agar tak membawa serta anak kecil. Dianggap sebagai angin lalu oleh warga.

Tim gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 tak terlihat di lokasi. Begitu juga Satpol PP, polisi, dan TNI. Tak tampak batang hidung mereka untuk membantu panitia mengatur barisan. Panitia pun pasrah. Tak bisa berbuat apa-apa. Tak bisa lagi membendung. Yang bisa dilakukan mereka adalah segera membagikan sekantong daging agar mengurangi kerumunan massa.

Sebelumnya Wali Kota Palangka Raya Fairid Naparin menyampaikan bahwa dalam proses pemotongan hewan kurban di tiap masjid, hanya panitia dan tim pembagian yang berada di lokasi pemotongan. Sementara untuk mustahik (orang yang menerima) tidak diperbolehkan berada di lokasi. Hal itu semata-mata mencegah terjadinya kerumunan massa. Untuk mekanisme pembagian kupon dan dagingnya pun diimbau dan diarahkan oleh Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Palangka Raya, agar dilakukan secara door to door.

Pihak panitia kurban sendiri sudah menyusun rencananya membagikan 1.300 paket daging kurban ke mustahik. Khususnya kepada warga di lingkungan masjid. Pelaksanaan pembagian juga direncanakan mengikuti aturan yang sudah dicanangkan pemerintah. Namun, keterbatasan petugas dan rendahnya kesadaran warga untuk mematuhi aturan membuyarkan semua rencana.

“Memang semestinya daging ini diantar, tetapi tenaga untuk nganter tidak ada, ditambah masyarakat kita ya seperti kita lihat ini, suka berkerumun, jadi sulit meski sudah dipesani seperti itu (menjalankan protokol kesehatan, red),” kata Koordinator Panitia Kurban Masjid Nurul Islam, H. Suriansyah kepada Kalteng Pos.

Sementara, Kabagops Polresta Palangka Raya Kompol Hemat Siburian menanggapi kerumunan warga yang antre di Masjid Nurul Islam. Pihaknya telah semaksimal mungkin jauh-jauh hari sebelumnya menyosialisasikan protokol kesehatan di Hari Raya Iduladha tahun ini. Ia mengaku adanya antrean panjang itu tidak diketahui oleh pihaknya.

"Sudah disampaikan kepada panitia agar mematuhi protokol kesehatan. Kami juga menyarankan pembagian daging dengan cara diantar," katanya saat dikonfirmasi Kalteng Pos, kemarin malam (31/7).

Di waktu yang sama, Kapolsek Pahandut Kompol Edia Sutaata juga mengungkapkan, sebelum proses pembagian daging berlangsung, anggota telah mendatangi pihak Masjid Nurul Islam untuk menyosialisasikan kembali protokol kesehatan.

"Anggota saya telah mendatangi panitia dan menyarankan agar membagi daging secara door to door. Tapi, panitia ternyata tidak mau, dengan alasan kurang tenaga atau orang yang mengantarkannya," ungkapnya.

Lanjutnya, pihaknya tidak ada menerima laporan jika akan ada pembagian daging di tempat oleh pihak masjid. Yang ada hanya pengamanan saat salat Iduladha saja, sedangkan pembagian daging tidak ada.

"Jadi saat pembagian daging kurban, pihak masjid tidak ada memberi tahu kami untuk mengamankan di lokasi," jelasnya.

Sementara, pelaksanaan salat Iduladha di sejumlah masjid berjalan dengan lancar. Tingkat kepatuhan akan protokol kesehatan sangat tinggi. Semua Jemaah mengenakan masker. Panitia juga menyediakan masker dan memberikan kepada Jemaah yang tak membawa bekal masker. Seperti yang tampak di Masjid Raya Darussalam.

Panitia memasang plang bertuliskan masuk masjid pakai masker. Lalu panitia mengukur suhu badan para jemaah menggunakan thermogun, kemudian tempat cuci tangan portable ada pada setiap sudut masjid.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

DPRD: Realisasi APBD Kotim tahun 2023 Lepas Target

Kamis, 28 Maret 2024 | 17:40 WIB
X