Petugas Bandara Dituntut Disiplin

- Selasa, 4 Juni 2019 | 13:59 WIB

PALANGKA RAYA-Pelayanan di Bandara Tjilik Riwut menjadi sorotan sepekan terakhir, setelah adanya keluhan penumpang Wings Air tujuan Pangkalan Bun, yang tertinggal pesawat lantaran panjangnya antrean saat pemeriksaan X-ray pada pengecekan boarding pass dan identitas pada akhir Mei lalu. Alhasil, penumpang bernama Suyatim dengan kode booking DYJCZR gagal masuk ke dalam pesawat.

Sepekan setelah adanya penumpang yang mengajukan komplain atas pelayanan pihak bandara dan maskapai, tim Ombudsman RI Perwakilan Kalteng melakukan inspeksi mendadak (sidak) di bandara yang dikelola oleh Angkasa Pura II itu. Sidak dipimpin langsung Kepala Ombudsman Kalteng Thoeseng T T Asang, Senin (3/6).

Karena menjelang Hari Raya Idulfitri, Thoeseng bersama komisioner Ombudsman Perwakilan Kalteng juga mengecek sejumlah pelayanan publik yang ada di terminal bandara yang baru diresmikan Presiden RI Ir H Joko Widodo beberapa waktu lalu itu.

Berdasarkan pantauan Kalteng Pos selama sidak, Thoseng mengecek sejumlah fasilitas, seperti ruang tunggu penumpang, pelayanan maskapai. Tak luput pula toilet umum di bandara tersebut. Setelah itu, rombongan meninjau posko pengamanan Lebaran 2019 Polres Palangka Raya di Kecamatan Sebangau, pelayanan Terminal Haji Ikap dan pos pengamanan Lebaran di Bundaran Besar.

Menurut Thoseng, ada beberapa fasilitas bandara yang perlu dibenahi. Hal tersebut pun langsung disampaikan kepada pihak pengelola bandara, yakni Angkasa Pura II.

 “Memang diperlukan suatu perubahan, seperti kecakapan petugas informasi dan kelengkapan fasilitas publik. Dengan demikian para pengguna jasa angkutan udara tidak akan merasa kesulitas saat berada di bandara ini,” harapnya.

Meski beberapa hal mesti dibenahi, tapi Ombudsman Perwakilan Kalteng mengapresiasi sejumlah pelayanan yang diberikan di bandara itu, seperti baik ruang karantina yang memenuhi standar, posko dan petugas kesehatan yang lengkap, kondisi toilet, hingga jadwal penerbangan yang tepat waktu.

"Kalau ini dipertahankan, maka penumpang pasti akan senang. Dan jika ada keluhan atau komplain, pihak pengelola mesti dapat memberikan pertanggungjawaban dan solusi yang baik kepada penumpang,” tegasnya.

Sementara itu, General Manager (GM) Bandara Tjilik Riwut Paryono mengungkapkan, skala prioritas tetap menjadi perhatian pihaknya dalam memberikan pelayanan kepada penumpang.

 “Menurut kami, hal yang terjadi beberapa waktu lalu, yakni adanya komplain penumpang karena ditinggal pesawat, itu karena miss comunication yang terjadi antara penumpang, pihak AP II, dan juga maskapai penerbangan,” ungkapnya.

Dikatakannya, Apabila terjadi kendala, harusnya dikomunikasikan dan dikoordinasikan dengan pihak terkait, agar bisa menyelesaikan permasalahan serta mendapat solusi. Mantan kepala Bandara Tjilik Riwut tersebut menegaskan bahwa sesuai aturan, maka 2 jam sebelum keberangkatan, penumpang harus sudah berada di bandara. Ini mesti menjadi perhatian semua pengguna jasa transportasi udara.

 “Namun bisa juga karena sesuatu dan lain hal sehingga ada keterlambatan. Konsekuensinya, penumpang akan ketinggalan pesawat. Persoalan sepertio itu bisa diselesaikan jika ada komunikasi di lapangan,” tegasnya lagi.

Selain kedisiplinan penumpang, petugas pun dituntut untuk disiplin. Selama ini pihaknya sudah berusaha untuk mengingatkan para petugas. “Dari semuanya itu, mitigasinya adalah komunikasi, agar tidak mengalami keterlambatan. Kita juga biasa melakukan komunikasi dengan petugas,” ujarnya.

Oleh karena itu, ditegaskannya, apabila penumpang mengalami keterlambatan dan terdesak keberangkatan pesawat, maka sebaiknya disampaikan kepada petugas, agar diprioritaskan dalam pelayanan.

 “Kemudian jika kita mau menuju pemeriksaan kedua, misalkan ada antrean, maka harus dilakukan komunikasi. Petugas tidak mungkin melihat satu per satu. Kuncinya adalah komunikasi,” tuturnya lagi.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Infrastruktur di Pedalaman Katingan Memprihatinkan

Minggu, 21 April 2024 | 14:00 WIB
X