Sayuti, Si Pencuri Kulit Alis dan Kelopak Mata Jenazah, Marah Kalau Tak Diajak Salat Jenazah

- Sabtu, 16 Juli 2022 | 12:57 WIB
RUMAH SAYUTI: Ketua RT 6 Desa Benawa Tengah, Zainuddin di depan rumah tempat tinggal terduga pencuri kulit alis dan kelopak jenazah. FOTO: JAMALUDDIN/RADAR BANJARMASIN
RUMAH SAYUTI: Ketua RT 6 Desa Benawa Tengah, Zainuddin di depan rumah tempat tinggal terduga pencuri kulit alis dan kelopak jenazah. FOTO: JAMALUDDIN/RADAR BANJARMASIN

Abdurrahman adalah adik Sayuti, kakek 65 tahun yang ditangkap Polres Hulu Sungai Tengah (HST) karena mencuri alis dan kelopak mata jenazah untuk kajian ilmu kebal. Kepada Radar Banjarmasin, pria 58 tahun itu menceritakan sosok sang kakak di mata keluarga.

Penuturan Abdurrahman, sejak masih lajang, Sayuti memang sudah agak aneh. Tak tamat sekolah, ia sering terlihat melamun dan senyum-senyum sendiri. 

Namun, Abdurrahman sangsi bahwa kakaknya mendalami ilmu hitam. Sebab, berkelahi saja tak bisa. “Diajak berkomunikasi saja sulit. Apalagi mengajak berkelahi. Beliau tidak pernah punya musuh,” ujarnya kepada Radar Banjarmasin (14/7).

Abdurrahman adalah seorang penceramah keliling. Juga tinggal di Desa Benawa Tengah Kecamatan Barabai Kabupaten HST. Kediamannya hanya berjarak sekitar 20 meter dari rumah Sayuti.

BACA JUGA : NGERI..!! Buat Kesaktian, Pria Ini Potong Alis dan Kelopak Mata 44 Jenazah

Ditanya apakah Sayuti pernah mengkaji kitab “khusus” atau pernah merantau jauh, Abdurrahman menggeleng. “Tidak pernah belajar kitab apapun. Dan tidak punya guru spiritual. Paling jauh pergi ke Banjarmasin bersama keluarga,” jawabnya.

Sayuti tinggal di rumah kayu berukuran 5×7 meter. Sangat sederhana, tanpa sebuah kamar. Setiap malam ia tidur di ruang tamu dengan beralaskan tikar. Pernah menikah, Sayuti dikaruniai seorang anak. Anaknya tinggal di sebelah rumahnya. Namun hubungan keduanya sudah lama merenggang. 

“Pernikahannya hanya bertahan selama setahun. Ditinggal pergi, setelah istrinya mengetahui suaminya punya kepribadian yang aneh,” tuturnya. Setelah menduda, kebutuhan sehari-harinya ditanggung kerabat. Dia anak pertama dari empat bersaudara. Rumah kerabatnya juga berdekatan. Kala itu keluarganya patungan membuat warung sembako kecil-kecilan di dalam rumah. Tujuannya agar Sayuti tidak terus melamun. Punya sesuatu untuk dikerjakan.

Tapi Sayuti malah menjual barang dagangannya dengan harga miring. Lebih murah dari toko dan warung manapun. Alhasil banyak tetangga yang memborong, hingga dagangannya cepat habis.

“Misalkan barang harga seribu dijual lima ratus. Pokoknya dijual setengah harga,” bebernya. Beberapa tahun ini perilakunya kian aneh. Jarang tidur di rumah. Dia kerap tidur di teras rumah adiknya. Alasannya karena hal mistis.

“Pengakuannya, di dalam rumah terasa bergoyang, suasananya juga panas. Tidak nyaman untuk beristirahat,” tuturnya. Setahun terakhir, Sayuti bahkan kerap memasak makanan di tengah kebun karet. Jauh dari permukiman penduduk. Memasak nasi dan ikan. Mencari ikan di sawah atau di sungai adalah hobinya. “Sampai tak tahu waktu. Mau pagi, siang atau malam. Kalau dia berkeinginan mencari ikan, tidak bisa dilarang,” tambahnya.

Keluarganya menduga, perbuatan menyimpang Sayuti dipicu oleh bisikan-bisikan gaib. Atau akibat lamunan dan khayalannya sendiri. “Kalau untuk tujuan kekebalan, tidak,” tegasnya. Abdurrahman juga pernah melihat Sayuti menjemur sesuatu. Tapi ia tak curiga jika yang dijemur adalah kulit alis dan kelopak jenazah. “Karena perilakunya memang sudah aneh,” tutupnya.

Ketua RT 6 Desa Benawa Tengah, Zainuddin membenarkan cerita Sayuti yang pendiam dan tak mudah bergaul. Namun, Sayuti terkenal rajin mengikuti salat fardu kifayah ketika ada kematian di lingkungannya. Bahkan jika tak diajak menyalatkan jenazah, Sayuti bakal marah. “Bisa salat dan selalu ikut,” ungkap pria 62 tahun ini.

Sayuti juga dikenal baik kepada tetangga. Tidak pernah mengganggu atau merecoki urusan orang. “Mengamuk juga tidak pernah. Lebih banyak diamnya,” katanya. Zainuddin kerap mengajak Sayuti berguyon. “Tapi ya begitu-begitu saja reaksinya, padahal sudah dipancing,” pungkasnya. Radar Banjarmasin coba mewawancarai Sayuti di sel. Tapi tidak bisa, alasannya kepolisian masih mendalami kasus ini. “Supaya tidak ada pernyataan yang kabur dalam proses penyelidikan,” kata Kasubsi Pengelola Informasi Dokumentasi Multimedia Polres HST, Aipda M Husaini kemarin. (mal/gr/fud)

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Rem Blong, Truk Solar Hantam Dua Rumah Warga

Kamis, 28 Maret 2024 | 19:00 WIB

Masalah Pendidikan Jadi Sorotan Ombudsman

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:50 WIB

Gempa 3,3 Magnitudo Guncang Kotabaru

Kamis, 28 Maret 2024 | 15:58 WIB
X