Kasus Sapi Sakit Menyebar, Sapi di Desa Ini Di-Lockdown

- Selasa, 24 Mei 2022 | 13:36 WIB
DISUNTIK: Petugas dari Disnakeswan Tala melakukan pemeriksaan hewan ternak di Desa Bumi Jaya sebelum diberikan vitamin dan antibiotik.Norsalim Yahya/Radar Banjarmasin
DISUNTIK: Petugas dari Disnakeswan Tala melakukan pemeriksaan hewan ternak di Desa Bumi Jaya sebelum diberikan vitamin dan antibiotik.Norsalim Yahya/Radar Banjarmasin

Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Tanah Laut terpaksa harus melockdown hewan ternak milik warga Desa Bumi Jaya, Kecamatan Pelaihari. Seluruh hewan tidak boleh keluar dari desa. Kepala Desa Bumi Jaya, Mulyono membenarkan perihal tidak diperbolehkannya keluar ternak milik warganya, imbas dari ditemukannya gejala penyakit mulut dan kuku (PMK).”Sementara kita di lockdown dulu, jadi kita tidak boleh mengeluarkan sapi begitupun sebaliknya,” terangnya, Senin (23/5) di Kantornya.

Dia mengungkapkan, ternak sapi di desanya saat ini sudah ditangani oleh Disnakeswan Tala dengan memberikan vitamin dan juga obat-obatan, baik hewan yang terindikasi PMK maupun tidak. Menurutnya, kasus gejala PMK di desanya sudah ada 60 kasus. “Kemarin ada 43 kasus, hari ini ada penambahan 17 kasus,” sebutnya.

Awal ditemukannya ternak diduga PMK ada di RT 4 pada tanggal 12 Mei lalu dan terus bertambah hingga ke RT yang lain.”Kini ada di RT 10, RT 3 dan RT 1B,” ujar Mulyono. Sementara itu, drh Herwanto dari Balai Veteriner Banjarbaru mengatakan pihaknya sudah melakukan penanganan terhadap ternak-ternak milik warga Bumi Jaya sejak Jumat kemarin.

“Disini kami melakukan pengobatan, pencegahan dengan memberikan vitamin dan antibiotik. Karena saat ini belum ada vaksin untuk mengendalikan penyakit PMK,” bebernya.

Pemberian vitamin dan antibiotik hanya untuk menghilangkan infeksi-infeksi sekunder yang bisa menyebabkan kematian.”Hal itu kita cegah dengan pemberian multivitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan antibiotik untuk mencegah infeksi,” jelasnya.

Baca Juga : Dilanda Wabah, Suplai Sapi dari Jatim Dihentikan
Lebih lanjut Herwanto mengatakan, kecepatan sembuh ternak yang telah disuntik bervariasi, ada setelah disuntik langsung membaik dan ada juga yang perlu disuntik ulang.

“Karena kalau setelah tiga hari belum membaik maka akan dilakukan kembali penyuntikan. Makanya kita selalu melakukan pemantauan kepada ternak tersebut,” ujarnya.”Tetapi rata-rata penanganan yang kita lakukan hewan ternaknya menuju arah sembuh,” tambahnya.

Dikatakannya, ternak sapi yang paling rawan mati apabila terkena PMK adalah ketika usia pedet atau anak sapi. “kemarin ada disini pedet yang mati, usianya sekitar dua minggu hal itu dikarenakan kurangnya asupan nutrisi. Sedangkan yang dewasa tidak ada karena tingkat kematiannya sangat rendah,” tutup Herwanto. (sal/by/ran)

Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Tanah Laut terpaksa harus melockdown hewan ternak milik warga Desa Bumi Jaya, Kecamatan Pelaihari. Seluruh hewan tidak boleh keluar dari desa.

Kepala Desa Bumi Jaya, Mulyono membenarkan perihal tidak diperbolehkannya keluar ternak milik warganya, imbas dari ditemukannya gejala penyakit mulut dan kuku (PMK).”Sementara kita di lockdown dulu, jadi kita tidak boleh mengeluarkan sapi begitupun sebaliknya,” terangnya, Senin (23/5) di Kantornya.

Dia mengungkapkan, ternak sapi di desanya saat ini sudah ditangani oleh Disnakeswan Tala dengan memberikan vitamin dan juga obat-obatan, baik hewan yang terindikasi PMK maupun tidak. 

Awal ditemukannya ternak diduga PMK ada di RT 4 pada tanggal 12 Mei lalu dan terus bertambah hingga ke RT yang lain.”Kini ada di RT 10, RT 3 dan RT 1B,” ujar Mulyono.

Sementara itu, drh Herwanto dari Balai Veteriner Banjarbaru mengatakan pihaknya sudah melakukan penanganan terhadap ternak-ternak milik warga Bumi Jaya sejak Jumat. “Disini kami melakukan pengobatan, pencegahan dengan memberikan vitamin dan antibiotik. Karena saat ini belum ada vaksin untuk mengendalikan penyakit PMK,” bebernya.

Pemberian vitamin dan antibiotik hanya untuk menghilangkan infeksi-infeksi sekunder yang bisa menyebabkan kematian.”Hal itu kita cegah dengan pemberian multivitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan antibiotik untuk mencegah infeksi,” jelasnya.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Masalah Pendidikan Jadi Sorotan Ombudsman

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:50 WIB

Gempa 3,3 Magnitudo Guncang Kotabaru

Kamis, 28 Maret 2024 | 15:58 WIB

Januari hingga Maret, 7 Kebakaran di Balangan

Selasa, 26 Maret 2024 | 15:35 WIB

Warga HSU Dilarang Bagarakan Sahur Pakai Musik

Selasa, 26 Maret 2024 | 15:15 WIB
X