Pembunuhan di Kafe Trikora, Berawal dari Mabuk, Senggol, lalu Tusuk

- Minggu, 3 April 2022 | 14:12 WIB
TERTUNDUK: Isar (diborgol) digiring oleh anggota Polres Banjarbaru dalam konferensi pers oleh Polres Banjarbaru (31/3). Foto: Muhammad Rifani/RADAR BANJARMASIN
TERTUNDUK: Isar (diborgol) digiring oleh anggota Polres Banjarbaru dalam konferensi pers oleh Polres Banjarbaru (31/3). Foto: Muhammad Rifani/RADAR BANJARMASIN

 Misar alias Isar tak bisa mengangkat wajahnya. Dia mengaku menyesal telah membunuh MH (33). Ya, Isar dihadirkan dalam konferensi pers oleh Polres Banjarbaru  (31/3). Mengenakan baju tahanan, Isar tampak hanya tertunduk. Kakinya juga pincang gegara timah panas yang disarangkan oleh aparat kepolisian.

Coba diwawancarai, Isar lebih banyak berucap kata menyesal. Pria berusia 43 tahun asal Martapura ini pun baru sadar jika penyesalan selalu datang terlambat. 

“Menyesal, tapi ya itu (penyesalan) selalu tadudi (diakhir). Saat (kejadian) itu kami dalam keadaan mabuk,” lirihnya.

Dengan korban, Isar rupanya sama sekali tak kenal. Pertemuan pertama dan terakhirnya hanya di di depan Booze Kafe di Trikora Banjarbaru itu. Ya, menurut Isar, dia dan korban memang sama-sama pesta miras sebelum pembunuhan terjadi.

“Awalnya tidak kenal, kumpul bareng saat itu saja di kafe. Sebelumnya pun tidak ada masalah apa-apa, tapi karena mabuk akhirnya tersinggung,” ujarnya.

Ketersinggungan itu kata Isar bermula dari insiden tersenggolnya ia dengan korban. Kala itu seingatnya kafe sudah kondisi tutup dan mau beranjak pulang ke luar. “Cuma karena tegepak (tersenggol) awalnya, karena kami mabuk akhirnya cekcok. Saya tersinggung karena dia menantang berkelahi. Saat itu ditantang berkelahi becucukan (saling tusuk) dalam sarung,” ingatnya. 

Gegara ditantang, Isar memutuskan untuk meladeninya dengan serius. Ia pun pulang ke rumahnya untuk mengambil dua bilah sajam serta satu lembar sarung.

Dikarenakan kondisinya mabuk, Isar meminta rekannya yang bernama Ali untuk mengantarkannya ke TKP dengan motor. “Kawan saya menurunkan di jalan, setelah itu saya mendatangi dia (korban) sendirian.”

Tanpa pikir panjang dan dihinggapi amarah serta dalam pengaruh alkohol. Isar langsung menghabisi korban secara membabi buta. Dua sajam yang dibawanya ditusukkannya ke arah badan korban.

“Sebenarnya sebelum kejadian itu (penusukan) dan sebelum saya pulang ke rumah mengambil pisau, saya sempat mengajak dia berbicara empat mata dan menjauh dari kerumunan,” ingatnya.

Rupanya, upaya itu klaim Isar buntu. Sebab, sepengakuannya korban malah kembali menantang berkelahi. “Cekcok lagi dan akhirnya ia menantang saya berkalahi.”

Seusai menghabisi lawan duelnya itu, Isar segera kabur. Saat proses kabur dari kejaran polisi, ia mengaku sempat terbersit untuk menyerahkan diri. Khususnya ketika dipaksa oleh keluarganya. “Keluarga memaksa untuk menyerah (ke polisi). Tapi saya minta waktu betenang (menenangkan diri) dulu. Tetapi keburu ditangkap polisi,” tuntasnya. 

Sementara itu, pihak Polres Banjarbaru hanya menetapkan satu tersangka atas kasus ini. Yang mana sebelumnya sempat beredar kabar jika rekan Isar yakni Ali yang mengantarnya untuk menusuk korban juga berstatus tersangka.

“Untuk sementara ini status rekannya yang mengantar masih saksi. Kemudian orang-orang yang turut terlibat dalam pelariannya juga masih kita jadikan saksi sampai karena belum ada bukti keterlibatan kejadian di TKP,” ujar Panit 1 Pidum Reskrim Polres Banjarbaru, Aiptu JM Sagala dalam konferensi pers.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Pengedar Sabu di Samboja Ditangkap di Kuburan 

Jumat, 26 April 2024 | 19:32 WIB
X