Ekspor dan Impor Kalsel Anjlok di Januari 2022

- Rabu, 2 Maret 2022 | 10:50 WIB
EKSPOR MINERAL: Batu bara dikirim ke luar negeri. Nilai ekspor Kalsel turun sekitar 48,76 persen dibandingkan bulan sebelumnya karena dampak turunnya pengiriman batu bara.
EKSPOR MINERAL: Batu bara dikirim ke luar negeri. Nilai ekspor Kalsel turun sekitar 48,76 persen dibandingkan bulan sebelumnya karena dampak turunnya pengiriman batu bara.

 Badan Pusat Statistik (BPS) Kalsel merilis nilai ekspor dan impor selama Januari 2022. Dalam rilis itu diketahui, nilai ekspor turun sekitar 48,76 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Sedangkan impor anjlok hingga 69 persen. Berdasarkan data BPS Kalsel, nilai ekspor Kalsel pada Januari 2022 tercatat USD446,28 juta. Sementara nilai impor cuma USD32,82 juta.

Terkait ekspor, Kepala BPS Kalsel, Yos Rusdiansyah mengatakan, penurunan ekspor pada Januari 2022 dibandingkan bulan Desember 2021 terjadi dipengaruhi oleh beberapa faktor. “Salah satunya karena anjloknya nilai ekspor komoditas bahan bakar mineral hingga 52,42 persen dibandingkan Desember 2021,” katanya.

Dia mengungkapkan, turunnya ekspor kelompok bahan bakar mineral berpengaruh signifikan terhadap nilai ekspor Kalsel, karena memiliki kontribusi paling besar. “Pada Januari 2022 kontribusinya untuk ekspor Kalsel mencapai 75,07 persen,” ungkapnya. Persentase itu ungkap Yos, diikuti kelompok lemak dan minyak hewan/nabati serta kelompok kayu, barang dari kayu dengan kontribusi masing-masing sebesar 9,95 persen dan 7,07 persen.

Sedangkan pada urutan keempat dan kelima terdapat kelompok berbagai produk kimia, serta kelompok karet dan barang dari karet dengan kontribusi masing-masing sebesar 3,51 persen dan 3,06 persen.

Terkait nilai ekspornya, dia mengungkapkan, kelompok bahan bakar mineral pada Januari 2022 menyumbangkan USD335,02 juta. Nilai tersebut mengalami penurunan sebesar 52,42 persen dibanding Desember 2021 yang sebesar USD704,14 juta.

“Pada urutan kedua ada kelompok lemak dan minyak hewan/nabati yang menyumbang ekspor sebesar USD39,96 juta. Turun sebesar 58,04 persen dibandingkan Desember 2021 yang sebesar USD95,23 juta,” ungkapnya.

Lalu pada urutan ketiga adalah kelompok kayu dan barang dari kayu, dengan nilai ekspor USD31,53 juta yang juga turun 34,90 persen dibandingkan Desember 2021 yang sebesar USD48,44 juta. Untuk kelompok barang terbesar keempat dan kelima adalah kelompok berbagai produk kimia sebesar USD15,65 juta yang naik 309,21 persen, serta kelompok karet dan barang dari karet sebesar USD13,68 juta yang naik 10,97 persen dibandingkan Desember 2021.

Menurut pangsa pasar, Yos menyebut terjadi penurunan permintaan dari sejumlah negara tujuan ekspor terbesar dari Kalimantan Selatan pada Januari 2022 jika dibandingkan Desember 2021. Negara Tiongkok misalnya. Dia menyampaikan, nilai ekspor ke sana pada Januari 2022 cuma USD120,62 juta. Turun sebesar 72,26 persen dibanding ekspor Desember 2021 yang mencapai USD434,81 juta.

Kemudian ekspor ke India, hanya sebesar USD73,82 juta. Nilai ini turun 5,95 persen dibanding bulan sebelumnya. “Sedangkan ekspor ke Jepang sebesar US63,82 juta, naik 6,03 persen dibandingkan nilai ekspor ke negara ini bulan Desember 2021,” papar Yos.

Selanjutnya, ungkap dia, ekspor ke Korea Selatan nilainya pada Januari 2022 USD40,32 juta juga mengalami kenaikan sebesar 8,15 persen. “Lalu ekspor ke Malaysia nilainya USD33,14 juta mengalami penurunan sebesar 25,99 persen,” ungkapnya.

Sementara itu, untuk perkembangan impor, Yos menuturkan, menurut penggunaan barang ekonomi, selama Januari 2022 impor golongan barang konsumsi Kalimantan Selatan mencapai USD2,50 juta. “Nilai ini turun sebesar 73,78 persen dibandingkan Desember 2021,” tuturnya.

Begitu pula impor golongan bahan baku/penolong, mengalami penurunan sebesar 71,69 persen. Dari USD92,51 juta pada Desember 2021 menjadi USD26,19 juta di Januari 2022. “Sedangkan golongan barang modal mengalami kenaikan, dari USD3,85 juta menjadi USD4,14 juta,” beber Yos.

Mengenai impor menurut negara asal, Yos merincikan, tertinggi berasal dari Korea Selatan yang mencapai USD18,40 juta. Diikuti Malaysia, USD7,81 juta dan Perancis, USD3,45 juta. “Korea Selatan jadi yang tertinggi karena kontribusi impornya mencapai 56,05 persen, dari total nilai impor Kalsel,” rincinya.

Dari data-data nilai eskpor dan impor, dia menuturkan neraca perdagangan ekspor impor Kalsel pada Januari 2022 tetap menunjukkan nilai yang positif. Yakni, surplus sebesar USD413,46 juta. “Nilai tersebut lebih kecil dibandingkan neraca perdagangan pada Desember 2021 yang surplus USD765,11,” paparnya.

Di sisi lain, Kepala Dinas Perdagangan Kalsel Birhasani membenarkan nilai ekspor dan impor Kalsel pada Januari 2022 mengalami penurunan dibandingkan Desember 2021. Penurunan yang cukup besar ujar dia, sudah diperkirakan sejak awal Januari 2022. “Ini disebabkan adanya kebijakan pemerintah pusat yang melarang ekspor batubara, sementara batubara adalah komoditi unggulan ekspor Kalsel,” ujarnya.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB

Di Berau Beli Pertalite Kini Pakai QR Code

Sabtu, 20 April 2024 | 15:45 WIB

Kutai Timur Pasok Pisang Rebus ke Jepang

Sabtu, 20 April 2024 | 15:15 WIB

Pengusaha Kuliner Dilema, Harga Bapok Makin Naik

Sabtu, 20 April 2024 | 15:00 WIB
X