KOK BISA..?? Karut Marut Data Pandemi Banjarmasin: Selisih 9 Ribu Lansia

- Rabu, 16 Februari 2022 | 12:35 WIB
PEMBEKALAN: Wali kota, kapolresta, dan dandim memberikan keterangan pers di Balai Kota. | FOTO: WAHYU RAMADHAN/RADAR BANJARMASIN
PEMBEKALAN: Wali kota, kapolresta, dan dandim memberikan keterangan pers di Balai Kota. | FOTO: WAHYU RAMADHAN/RADAR BANJARMASIN

Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin mengkoreksi jumlah sasaran vaksinasi warga lanjut usia. Perubahannya besar, ada 9 ribu lebih lansia yang dicoret.

 

BANJARMASIN – Kekeliruan data itu diungkap Plt Kadinkes, Machli Riyadi. Menurutnya, data tak sinkron itulah yang membuat capaian vaksinasi lansia di Banjarmasin tak kunjung naik. Bertahan di bawah 50 persen. “Ada selisih angka yang terlalu besar. Antara sumber data di pusat dengan data lapangan yang dirangkum kelurahan,” jelasnya, (14/2) di Balai Kota.

Dia berjanji akan meluruskannya ke Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN). “Semula ditetapkan sasaran berjumlah 45.657 lansia. Sedangkan data riilnya ternyata hanya 36.212 lansia,” ungkapnya. Atau ada perbedaan 9.445 lansia. “Kalau mengacu data riil, maka capaian vaksinasi lansia semestinya sudah di angka 62,9 persen,” klaimnya.

Ini menimbulkan pertanyaan. Mengapa baru disadari sekarang? Mengingat sasaran 45 ribu lansia itu sudah ditetapkan sejak Maret tahun lalu. Menjawab itu, Machli menyebut kekeliruan ini gara-gara Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Banjarmasin tak memutakhirkan datanya.

“Banyak lansia yang sudah pindah alamat atau meninggal dunia. Ini perlu di-update. Karena perbedaannya signifikan sekali,” tambah Asisten I Setdako Banjarmasin tersebut. Revisi target vaksinasi lansia ini juga disampaikan Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina. “Supaya betul-betul hasilnya sesuai dengan fakta di lapangan. Pendataan ulang kelurahan yang dihimpun kecamatan, akan disinkronkan dengan data milik KCP-PEN,” jelasnya.

Jawaban Disdukcapil

Menanggapi persoalan ini, Kabid Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan (PIAK) Disdukcapil Banjarmasin, Fahriawati mengatakan, sepengetahuannya Kementerian Kesehatan mencomot data dari Ditjen Dukcapil Kementerian Dalam Negeri. Bahkan, ketika vaksinasi dimulai, Kemenkes sempat mengambil data pemilih milik Komisi Pemilihan Umum (KPU). Tapi belakangan disadari banyak yang tak sinkron.

Sampai akhirnya dibuat perjanjian kerja sama antar kementerian. “Kalau saya tak keliru, kerja sama sejak Oktober 2021. Jadi sebenarnya Dinkes sudah lama memakai data itu,” terangnya. Jika ada selisih terlalu besar, dia mengakui, datanya memang belum dimutakhirkan.

Alasannya, tak semudah itu mengubah database kependudukan. Prosedurnya, bila warga tak mengurus administrasinya, tak memohon untuk mengubah data kependudukannya, maka tak bisa diubah. “Seumpama sudah pindah atau sudah meninggal dunia, bila pihak keluarga tak melapor, otomatis datanya akan tetap ada,” ulasnya. “Kami sendiri tak ada meng-update data secara berkala. Kami juga menunggu permohonan warga,” tambahnya. “Bila tak ada laporan, kami tak berani mengubah apalagi menghapus data kependudukan seseorang,” pungkas Fahriawati.

Ibnu Pasang Target Sebulan

Bhabinkamtibmas Polri, Babinsa TNI, lurah dan camat di Kota Banjarmasin dikumpulkan di Aula Kayuh Baimbai, Balai Kota, (14/2). Agendanya, pembekalan hingga penyusunan strategi untuk mendongkrak capaian vaksinasi. Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina mengatakan, secara umum target pemko sudah terlampaui. Vaksinasi sudah mencapai 85,23 persen.

Tapi jika dirincikan, vaksinasi lansia dan anak masih rendah. “Mestinya, baik lansia maupun anak, sudah di atas 60 persen. Sementara, untuk lansia hanya 49,8 persen. Datanya tidak bergerak,” ungkapnya. Masalahnya macam-macam. Contoh, lansia sudah dikumpulkan, ternyata malah tak lolos screening lantaran menderita komorbid. “Sudah dikumpulkan, eh ternyata tak bisa bervaksin,” tambahnya.

Ibnu pun menuntut ada perubahan pada bulan depan. Dia sudah memasang target untuk jajarannya. “Dalam sebulan ini, targetnya bisa tercapai. Baik vaksinasi lansia maupun anak bisa mencapai angka 70 persen,” tambahnya. Lalu, ada lansia yang terkendala jarak atau tak memiliki kendaraan untuk mendatangi fasilitas layanan kesehatan.

“Jadi bukan berarti kawan-kawan di lapangan tidak bekerja. Tapi memang kendalanya pasti ada,” tekannya. “Kendalanya macam-macam. Menjadi tantangan untuk dicarikan solusinya,” imbuhnya. Ibnu terpikir untuk kembali memberikan stimulus bagi warga yang mau divaksin. Seperti pemberian sembako atau hadiah undian.

Apalagi, dalam kunjungan ke Banjarmasin pekan lalu, Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo sudah mengingatkan tentang percepatan vaksinasi. Senada dengan Kapolresta Banjarmasin,  Kombes Pol Sabana Atmojo Martosumito. Dia menyatakan anggotanya siap bekerja sama dengan pemko, bahkan sampai level rukun tetangga.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Pertanyakan Konsistensi Dinas PUPR

Selasa, 23 April 2024 | 08:45 WIB
X