Memasuki Februari 2022, bisnis hotel lagi-lagi terpuruk. BPD Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kalsel mencatat, tingkat hunian pada bulan ini menurun dibandingkan Januari. Bahkan hari valentine pun tak mampu mendongkraknya.
Sekretaris BPD Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kalsel, Nurul Fahmi mengatakan, pada Februari ini tingkat hunian hotel rata-rata hanya 60 persen. “Padahal Januari tadi 65 persen,” katanya kepada Radar Banjarmasin. Bukan hanya tingkat hunian, dia menyebut, acara resepsi perkawinan ataupun kegiatan lain yang memanfaatkan fasilitas di hotel pun berkurang. “Karena valentine tidak ada pengaruhnya Mas dengan okupansi hotel,” sebutnya.
Fahmi menduga, turunnya okupansi hotel dikarenakan mulai merebaknya Covid-19 varian Omicron di Indonesia. “Adanya Omicron membuat tamu-tamu dari Jawa tidak mau berpergian, sehingga tidak banyak pendatang yang menginap di hotel,” papar GM Hotel Roditha Banjarbaru ini.
Padahal pada Oktober hingga Desember 2021, dia menyebut tingkat hunian hotel sempat meningkat. “Jadi okupansi pada Januari dan Februari ini berada di bawah bulan Oktober sampai Desember 2021 lalu,” sebutnya.
Dia mengaku bingung kenapa tingkat hunian hotel kembali menurun, setelah sebelumnya sempat naik. “Mungkin karena kasus Covid-19 yang kembali meninggi, atau memang lantaran mobilitas orang sedang kurang saat ini,” katanya.
Selain Pop! Hotel Banjarmasin, kondisi sama juga dirasakan Grand Dafam Q Hotel Banjarbaru. Okupansi hotel syariah ini pada Februari 2022 kembali mengalami penurunan.
Menurutnya, acara di hotel sepi dikarenakan sebagian masyarakat masih takut menggelarnya. “Tamu takut tidak diperbolehkan menggelar acara. Juga takut ada yang melapor, karena acara dihadiri banyak orang,” pungkasnya. (ris/by/ran)