Digarap Selama Sebulan, Angkat Kisah Pengrajin Purun

- Selasa, 28 September 2021 | 15:37 WIB
PRESTASI NASIONAL: Mulyani bersama siswa-siswanya peraih juara harapan 1 lomba film pendek dokumenter di Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) 2021. | Foto: Ahmad Mubarak/Radar Banjarmasin
PRESTASI NASIONAL: Mulyani bersama siswa-siswanya peraih juara harapan 1 lomba film pendek dokumenter di Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) 2021. | Foto: Ahmad Mubarak/Radar Banjarmasin

Siswa-siswa SMKN 1 Marabahan mengukir prestasi yang membanggakan di dunia perfileman. Mereka berhasil meraih juara harapan 1 lomba film pendek dokumenter di Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) 2021.

---

Dengan mengusung tema kearifan lokal, film pendek dokumenter berjudul 'mendeng' kreasi siswa SMKN 1 Marabahan berada di posisi empat dari puluhan kontestan dari provinsi lainnya di Indonesia.

Rinciannya juara pertama dimenangkan SMKS Informatika Pesat Kota Bogor, disusul SMKN 51 Jakarta sebagai juara dua. Kemudian juara tiga ditempati SMKS Maitreyawira, Kota Batam, dan juara harapan 1 yang dimenangkan SMKN 1 Marabahan perwakilan Kalimantan Selatan.

Ditemui di sekolah mereka, M Azhar Shodiq dan temannya yang membuat film ini terlihat berdiskusi santai bersama Mulyani yang menjadi pembina mereka. Guru pembina seni di SMKN 1 Marabahan itu menceritakan terkait pencapaian prestasi pertama tingkat Nasional di ajang FLS2N. "Ini merupakan prestasi luar biasa," ujar Mulyani, Sabtu (25/09).

Mulyani menceritakan, film pendek dokumenter yang berhasil juara harapan 1 itu hanya digarap sekitar satu bulan. Sebelum dilombakan di FLS2N 2021, film pendek itu terlebih dahulu dilombakan di tingkat Kalsel. Hasilnya? Menjadi juara.

Lalu apa Mendeng itu?

Mulyani menceritakan, Mendeng bercerita tentang seorang pengrajin anyaman purun bernama Hasmidah. Dia mempunyai tiga anak dari sang suami yang bekerja serabutan. Satu diantara anaknya menderita tuna rungu. Dalam ceritanya, Hasminah mengajarkan anaknya yang tuna rungu untuk menganyam purun. Membantu orangtuanya memenuhi keperluan rumah tangga.

Untuk judul film, Mulyani mengatakan, dirinya dan siswanya, sempat bingung. Hingga terlintas di benaknya, kata 'Mendeng'. Mendeng sendiri berasal dari bahasa Bakumpai, yang artinya berdiri. Bisa dimaknai tetap semangat. Bisa berdiri tegak. Serta juga merupakan salah satu motif anyaman purun. "

Guru bahasa Inggris itu menceritakan, film Mendeng menggunakan bahasa daerah. Bahasa Bakumpai dengan cerita yang senatural mungkin. "Syuting langsung di rumah ibu Hamidah yang terletak di Lepasan Kecamatan Bakumpai," ujarnya.

Mulyani menambahkan, untuk pembuatan film ini, pihaknya sempat dua kali melakukan perombakan. Bahkan sebelum ada film Mendeng, pihaknya pertama kali membuat film pendek dokumenter tentang Madihin. Namun setelah selesai, film tersebut kurang menarik. Dan setelah berembuk bersama siswanya, terlintas ide tentang anyaman purun. "Kebetulan saya punya kenalan penganyam purun yang ceritanya bisa menyentuh siapa saja yang melihat atau mendengarnya," ceritanya.

Pembuatan film pendek dokumenter ini sebut Mulyani, memakan waktu yang cukup lama. Untuk syuting diperkirakan sekitar 5 hari. Dan untuk mengedit film, diperlukan waktu sekitar seminggu. Dari semua proses itu, Mulyani membeberkan berbagai cerita sedih dan senang dibalik itu. Hingga proses editing yang sangat menguras tenaga. "Editing dilakukan di rumah saya. Bahkan siswa ada yang nginap di rumah. Suami saya sempat tidak diurus demi film ini," senyumnya.

Dia menambahkan, keberhasilan video ini tidak terlepas dari semangat siswanya. "Mereka semua yang menggarap film ini merupakan siswa jurusan Multimedia (MM)," ungkapnya.

M Azhar Shodiq, siswa SMKN 1 Marabahan yang berperan sebagai Director pembuatan film, mengaku sedikit mengalami kendala dalam pembuatan film ini. Selain cuaca yang sering hujan. Hingga peralatan kamera yang seadanya. "Selain kamera milik sekolah, ada juga kamera pribadi kami," ujarnya.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kebakaran, Duit Sisa THR Ikut Hangus

Sabtu, 20 April 2024 | 09:15 WIB
X