Siapkan Pendamping, Tak Sediakan Surat Suara Braille

- Rabu, 17 April 2019 | 06:57 WIB

Berada berdekatan dengan Panti Sosial Bina Netra (PSBN) Fajar Harapan Kalsel, membuat dua tempat pemungutan suara (TPS) di RT 09, Kelurahan Sungai Paring, Martapura menjadi rujukan para penyandang disabilitas netra untuk mencoblos dalam pemilu 2019 hari ini.

---

Radar Banjarmasin, Selasa (16/4) kemarin mengunjungi dua TPS tersebut, yaitu TPS 09 dan 25. Untuk melihat persiapan petugas di sana, dalam melayani para pemilih yang memiliki keterbatasan penglihatan.

Saat penulis sampai di sana, tampak di lokasi dua TPS yang berlokasi bersebelahan itu telah berdiri tenda yang dipasang berdampingan. Namun, di dalamnya terlihat masih kosong. Belum ada perlengkapan apapun yang terpasang, untuk keperluan mencoblos.

Tak lama kemudian, datang Ketua RT 09, Kelurahan Sungai Paring, Sunyoto dan seorang petugas KPPS Sungai Paring, Surya Darma. "Iya masih kosong Mas, karena logistik baru datang sore," kata Sunyoto, saat ditanya kenapa lokasi TPS masih kosong.

Dia mengungkapkan, meski melayani pemilih penyandang disabilitas, persiapan yang dilakukan TPS 09 dan 25 tidak berbeda jauh dengan TPS lainnya. "Paling bedanya di sini ada pendamping untuk mendampingi pemilih ke bilik suara," ungkapnya.

Sementara itu, Surya Darma menjelaskan, pemilih penyandang disabilitas perlu didampingi karena tak tersedianya surat suara dalam bentuk braille. "Nanti pendamping itu yang akan memandu pemilih untuk mencoblos, sesuai pilihan si pemilih," jelasnya.

Ditambahkannya, agar tak ada kecurangan, di dalam bilik suara bukan hanya pendamping dan pemilih disabilitas. Tapi, akan disaksikan pula oleh pengawas TPS dan para saksi. "Kalau hanya berduaan, takutnya pendamping malah mempengaruhi pilihan," tambahnya.

Kenapa KPU Banjar tak menyediakan surat suara braille? Dia mengungkapkan, memang sejak pemilu sebelumnya sudah tidak disediakan. "Mungkin memang di semua daerah tidak menyediakan surat suara braille. Sebab, lebih mudah dengan bantuan pendamping," ungkapnya.

Secara terpisah, pendamping di Panti Sosial Bina Netra (PSBN) Fajar Harapan, Aan Setiawan menyampaikan, total ada sekitar 17 penghuni panti yang akan mencoblos di TPS 09 dan 25. "Sebenarnya jumlah penghuni yang bisa mencoblos lebih dari itu. Tapi, yang masuk DPT hanya segitu," ucapnya.

Dia menuturkan, ada lebih dari 20 penghuni panti yang tak masuk DPT lantaran tidak memiliki KTP Kabupaten Banjar. "Ini penghuni baru yang datang dari berbagai daerah, jadi tidak sempat mengurus formulir A5," tuturnya.

Sementara itu, Kepala Panti Sosial Bina Netra (PSBN) Fajar Harapan Kalsel Fachruddin Salman menyayangkan terlalu ketatnya pemilu tahun ini. "Padahal 2014 lalu bisa saja penghuni panti mencoblos, walaupun menggunakan KTP domisili mereka," ujarnya.

Menurutnya, harusnya ada keringanan bagi para penyandang tunanetra untuk bisa memberikan hak suara. "Katanya bisa mencoblos di daerah mereka masing-masing, sesuai domisili yang tercantum di KTP. Tapi, 'kan tidak ada waktu untuk memulangkan mereka," pungkasnya.

Gigih Setiawan dari Pusat Pemilihan Umum Akses Penyandang Disabilitas (PPUAD) Kalsel meminta netizen berhenti membully pemilih disabilitas mental.

ODD punya banyak jenis. Dari penderita bipolar, skizofrenia, dan depresi. "Disamakan dengan orang gila yang menggelandang di jalan raya. Menjadi bahan lelucon di medsos. Ini menyakitkan," ungkap Gigih.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Rem Blong, Truk Solar Hantam Dua Rumah Warga

Kamis, 28 Maret 2024 | 19:00 WIB

Masalah Pendidikan Jadi Sorotan Ombudsman

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:50 WIB

Gempa 3,3 Magnitudo Guncang Kotabaru

Kamis, 28 Maret 2024 | 15:58 WIB

Januari hingga Maret, 7 Kebakaran di Balangan

Selasa, 26 Maret 2024 | 15:35 WIB
X