RS Dipastikan Murni Gantung Diri

- Jumat, 6 November 2020 | 20:50 WIB
Iptu Muhammad Aldi
Iptu Muhammad Aldi

TARAKAN – Korban RS (15) yang merenggang nyawa dengan gantung diri, hasil visumnya sudah keluar dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan. Hasilnya, dipastikan korban meninggal dunia merupakan murni karena gantung diri. 

“Hasil visum tidak ada tanda-tanda kekerasan. Hanya ditemukan kotoran dibagian dubur. Ini lumrah, apabila terjadi kasus gantung diri. Menurut hasil visum ini murni gantung diri,” tegas Kapolres Tarakan AKBP Fillol Praja Arthadira melalui Kasat Reskrim Iptu Muhammad Aldi, Kamis (5/11).

Hal lain yang menguatkan, yakni setelah dilakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Pasalnya, saat itu tim identifikasi Satreskrim Polres Tarakan menganalisa adanya kerusakan kunci dari luar ke arah dalam kamar mandi. Sehingga pintu dirusak pada saat terkunci, dengan cara didobrak dari luar.

“Dari kami sementara ini murni bunuh diri. Tindak lanjut kami akan mengambil keterangan dari kakak korban. Kami akan mengambil keterangan dari keluarga atau saksi lain diawal menemukan korban,” ungkapnya.

Terhadap saksi lain termasuk kakak dan saksi yang menemukan awal korban, dalam waktu dekat akan diperiksa. Penyidik pun masih memberikan waktu, dari masa kedukaan yang masih dirasakan pihak keluarga korban.

Saat ini, sudah memeriksa saksi dari keluarga korban. Yaitu, tante, paman serta ibu kandung korban. Dari keterangan tante korban, RS sudah berada di kamar mandi sejak siang hari sekitar pukul 12.00 Wita. Saat menuju kamar mandi, tante korban sempat berinteraksi dengan RS. 

“Posisinya itu korban sudah berada di dalam kamar mandi. Habis itu tantenya bilang, jangan lama-lama di kamar mandi. Korban jawab iya,” bebernya.

Namun pada sore harinya, korban diketahui oleh tantenya masih berada dikamar mandi. Sehingga pihak keluarga curiga atas keberadaan RS, yang sudah berjam-jam di dalam kamar mandi. Sekitar pukul 16.20 Wita, akhirnya keluarga korban langsung mendobrak pintu tersebut. 

“Saat didobrak, posisinya korban sudah tergantung menggunakan tali nilon berwarnna biru,” katanya.

Sementara dari keterangan ibu korban, lanjut Aldi, keseharian RS cenderung pendiam. Namun, sehari sebelum kejadian nahas ini, korban sempat mendapat 11 jenis tugas dari sekolah. 

“Tugas ini belum diselesaikan korban. Dari 11 tugas mata pelajaran ini, ibu korban minta untuk diselesaikan. Namun korban menjawab, dia tidak mengerti dengan tugasnya. Malah korban ini menyerahkan handphone kepada ibunya. Itu keterangan dari ibu korban,” urainya.

Soal pemeriksaan saksi kepada pihak sekolah, pihaknya belum mendapat alasan yang kuat. Dalam arti, yang berkaitan dengan tugas sekolah, keterangan secara mendetail sudah dijelaskan ibu dan tante korban. Tidak menutup kemungkinan, pihaknya selanjutnya akan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementerian Agama Tarakan.

“Kami hanya menanyakan keluhan serta riwayat penyakit korban. Jelas dari keterangan ibu korban, dia (korban) tidak punya riwayat sakit. Keluhan hanya dari tugas sekolah yang menumpuk,” ujarnya. (*/sas/uno)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Data BPS Bulungan IPM Meningkat, Kemiskinan Turun

Kamis, 28 Maret 2024 | 17:00 WIB

Ombudsman Kaltara Soroti Layanan bagi Pemudik

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:30 WIB

Harus Diakui, SAKIP Pemprov Kaltara Masih B Kurus

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Penanganan Jalan Lingkar Krayan Jadi Atensi

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Jalan Penghubung di Krayan Ditargetkan Maret Mulus

Selasa, 26 Maret 2024 | 13:50 WIB

3.123 Usulan Ditampung di RKPD Bulungan 2025

Selasa, 26 Maret 2024 | 07:00 WIB

Anggaran Rp 300 Juta Untuk Hilirisasi Nanas Krayan

Senin, 25 Maret 2024 | 18:45 WIB
X