Nelayan Ingin Diakomodasi 112

- Selasa, 12 Maret 2019 | 15:23 WIB

TARAKAN - One call one number 112 yang kini menjadi salah satu program unggulan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tarakan dr. Khairul, M.Kes, dan Effendhi Djuprianto sebagai layanan kebutuhan masyarakat dalam menyediakan pelayanan mobil jenazah dan pemadam kebakaran secara gratis justru disalahgunakan sejumlah oknum masyarakat. Sebab selama satu hari pelayanan one call one number, terdapat 30 panggilan  iseng yang diterima petugas.

Wali Kota Tarakan dr. Khairul, M.Kes, mengatakan, bahwa ini merupakan program baru hingga menimbulkan sedikit keisengan di masyarakat yang ingin mencoba pelayanan one call one number. Namun pihaknya juga menemukan masyarakat yang meminta bantuan untuk melakukan pemadaman kebakaran dan mobil jenazah.

“Jadi jangan sampai ada orang yang benar-benar butuh jadi terhambat karena ada yang main-main. Ini untuk kepentingan orang banyak,” ujarnya.

Khairul menjelaskan, setiap masyarakat yang ingin menggunakan program one call one number harus rela membayar tagihan pulsa. Sebab pelayanan one call one number tidak bebas pulsa sehingga jika digunakan dengan candaan akan merugikan masyarakat tersebut.

Nelponnya bukan gratis, pelayanannya saja yang gratis. Kalau terus menerus nelpon pun habis pulsanya,” ujarnya.

Ada yang unik dalam pelayanan program one call one number, yakni dapat mendeteksi setiap nomor telepon masyarakat. Merekam suara secara langsung dan lokasi penelepon, sehingga jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan setiap oknum masyarakat akan mudah terdeteksi.

Untuk itu, Khairul menginginkan agar pelayanan publik dalam program one call one number dapat digunakan dengan semestinya seperti keinginan pelayanan mobil jenazah dan pemadam kebakaran. Memang saat ini Pemkot belum mengeluarkan sanksi terhadap oknum masyarakat yang menyalahgunakan pelayanan program one call one number ini.

“Kasihan juga kalau dikerjain, karena itu kan menggunakan APBD jadi keluar bensin sehingga jadi pemborosan uang negara. Karena ada rekamannya, jadi kalau misalnya menelepon lagi kemungkinan tidak ditanggapi lagi sama operator, karena record telepon yang main-main sudah terdeteksi,” jelasnya.

Disinggung terkait aspirasi kaum nelayan yang ingin agar pelayanan one call one number dapat dilakukan ke setiap nelayan apabila terjadinya laka laut, Khairul menyatakan bahwa pihaknya dapat berkomunikasi langsung kepada tim sar dan sebagainya.

“Bisa saja kalau ada informasi itu, karena kami sudah punya link,” pungkasnya.

Sementara Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Kalimantan Utara Rustam mengatakan program one call one number berguna bagi masyarakat. Nah, jika terdapat laka laut, pihaknya merasa sulit jika harus menghubungi KSOP, tim SAR, dan Polairud.

“Jarang ada yang tahu nomor itu KSOP, tim SAR dan Polairud. Kalau ada pelayanan one call one number ini bisa memudahkan kami. Kami berharap pelayanan one call one number ini bisa diterapkan ke kami, ini akan sangat berharga bagi kami,” bebernya.

Pengalaman tenggelam di laut menjadi beban bagi Rustam, sebab itu ia menginginkan pemerintah saat ini turut memperhatikan nasib nelayan, karena jika terjadi laka laut, setiap nelayan akan kesulitan mencari pertolongan di laut.

“Kalau ada satu unit pelayanan kan lebih mudah bagi kami. Kiranya aspirasi ini diterima langsung oleh Pak Wali Kota, karena program ini sangat berguna bagi kami masyarakat kecil,” harapnya.

 

Halaman:

Editor: anggri-Radar Tarakan

Rekomendasi

Terkini

Dewan Negara Malaysia Kagum Perkembangan Krayan

Kamis, 25 April 2024 | 09:30 WIB

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB
X