Cegah Karhutla Pakai Cara Baru

- Sabtu, 20 Juli 2019 | 10:10 WIB

BANJARMASIN - Titik -titik hotspot sudah mulai bermunculan di sejumlah wilayah di Kalimantan Selatan (Kalsel). Pemerintah pusat dan daerah mulai bergerak mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan. Untuk itu, ratusan personel TNI/Polri b siap diturunkan untuk melakukan pencegahan.

“Khusus di Kalsel personel yang akan diturunkan TNI sebanyak 500 orang, Polisi 205 orang,” ungkap Staf Ahli Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pusat, Mayor Jenderal Purnawirawan (Mayjen Purn) Komarudin usai membuka Satgas Patroli dan Pemadaman Darat dalam Rangka Penanganan Karhutla Tahun 2019 di Kalsel, di Aria Barito, baru-baru tadi.

Di lapangan, para personel TNI/Polri juga akan dibantu masyarakat yang menjadi mitra untuk pengendalian Karhutla. Jumlahnya sebanyak 310 orang. “Total yang diturunkan untuk pencegahan ini sebanyak 1.012 orang,” sebutnya.

Ratusan personel itu akan ditugaskan di sejumlah kabupaten yang menjadi kawasan rawan kebakaran hutan dan lahan. Di daerah, para personel akan membaur dan memberikan imbauan pencegahan kepada masyarakat. Mereka juga akan melakukan patroli untuk melihat titik-titik api dan melaporkan kepada Satgas masing-masing. Pelepasan personel digelar 29 Juli mendatang.

Komarudin mengatakan dengan berbaur bersama masyarakat, pola penanganan karhutla saat ini mengalami perubahan. Dia menilai penerapan pola penanggulangan yang dilakukan selama ini tidak menyentuh akar permasalahannya.

“Menurut tokoh agama, masyarakat dan pemuda penyebabnya ternyata karena ulah manusia, makanya manusia itu yang kita ajak bersama-sama melakukan pencegahan,” ucapnya.

Kepala BPBD Kalsel Wahyuddin menyebut, berdasarkan tahun 2018, kabupaten yang sering terjadi karhutla adalah Kabupaten Tapin, Banjar, Banjarbaru, Batola, Tanah Laut dan Hulu Sungai Selatan (HSS).

Namun belakangan ini titik hotspot yang terekam hanya ada di tiga kabupaten/kota. Tala, Banjarbaru dan Kabupaten Banjar. Yang terbakar pun bukan hutan dan lahan melainkan batu bara. “Itu kejadian alam, bukan pembakaran yang disengaja,” katanya.

Menurut Wahyudin, Karhutla di Kalsel ini cukup unik. Meski titik api cepat bermunculan, tapi cepat juga dipadamkan. Hal ini karena banyak Barisan Pemadam Kebakaran (BPK) ikut membantu memadamkan. “Orang pusat saja heran, potensi hot spot tinggi tapi titik api malah sedikit,” katanya.

Titik api yang ada saat ini jumlahnya tidak banyak. Hanya berjumlah 30 titik api. “Paling banyak ada di Tapin,” pungkasnya. (gmp/ran/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

X