TARAKAN - Indonesia akan dilanda fenomena La Nina, memasuki bulan ini, seperti anomali suhu permukaan di Samudra Pasifik.
Dampak di Indonesia, saat La Nina bisa memicu pertumbuhan awan konvektif yang lebih banyak. Sehingga, mengakibatkan curah hujan meningkat saat terjadinya fenomena La Nina.
Prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Tarakan Raina Farah Nur Anisa menjelaskan, pada November hingga Januari 2022 mendatang di wilayah Jawa, Bali, Nusa Tenggara dan sebagian Sumatra sedang dalam masa peralihan ke musim penghujan. Saat La Nina melanda, di beberapa daerah tersebut akan terjadi hujan dengan intensitas tinggi.
“Curah hujannya lebih tinggi dari di kondisi normal. Sedangkan untuk wilayah Kaltara, karena memang tidak memiliki musim sebagian besar, seperti Tarakan, cenderung hujan sepanjang tahun. La Nina di akhir tahun ini hingga Januari tahun depan, di prediksi intensitasnya lemah hingga sedang. Pengaruh di Kaltara, intensitas curah hujan meningkat,” jelasnya, Rabu (3/11).
Mesti Kaltara tidak ada musim dan cenderung hujan sepanjang tahun. Sejauh ini bukan karena La Nina sebagai pemicunya. La Nina sebenarnya lebih berpengaruh di Jawa, Bali dan Nusa Tenggara. Namun, Kaltara tetap akan merasakan dampaknya, mulai dari curah hujan dengan intensitas tinggi disertai dengan angin kencang.
Pada saat La Nina biasanya suhu permukaan laut di Indonesia cenderung lebih hangat atau panas dari suhu normal.
“Nanti di awal tahun depan, bisa di Januari hingga Februari dirasakan di Tengah dan Utara. Kaltara ini termasuk wilayah Utara. Kalau Tengah itu seperti Sumatera dan Kalimantan Barat,” ungkapnya.
Pada November ini Indonesia secara keseluruhan, prediksi di Kaltara di Desember. Pengukuran La Nina menghitung anomali suhu. Dengan mencari selisih dari normalnya, lebih tinggi atau rendah.
Ada beberapa hal yang harus diwaspadai di saat terjadinya fenomena La Nina ini. Masyarakat harus lebih meningkatkan mitigasi bencana. Upaya yang dilakukan untuk mengurangi risiko dan dampak yang diakibatkan oleh bencana terhadap masyarakat di kawasan rawan bencana.
Dampak dari La Nina, lanjut Raina, meliputi banjir, tanah longsor dan angin kencang. Longsor terjadi karena curah hujan yang tinggi. Sedangkan angin kencang dikarenakan fenomena La Nina bisa mempengaruhi sirkulasi udara di wilayah Indonesia. (sas/uno)