Lapas Tarakan Cek Kondisi Kelistrikan

- Jumat, 10 September 2021 | 21:01 WIB
CEK KONDISI KELISTRIKAN LAPAS: Warga binaan dikumpulkan di lapangan untuk memudahkan petugas Lapas Tarakan mengecek kondisi kelistrikan di bangunan lapas.
CEK KONDISI KELISTRIKAN LAPAS: Warga binaan dikumpulkan di lapangan untuk memudahkan petugas Lapas Tarakan mengecek kondisi kelistrikan di bangunan lapas.

TARAKAN – Kebakaran yang terjadi di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Tanggerang, Banten, hingga menimbulkan korban jiwa 41 warga binaan meninggal dunia. Hal itupun menyita perhatian serius dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (KemenkumHAM).

Peristiwa tersebut diduga disebabkan korsleting listrik. KemenkumHAM pun telah menginstruksikan seluruh kepala Lapas di Indonesia untuk mengecek kondisi kelistrikan. Hal itu dibenarkan Kepala Lapas Kelas IIA Tarakan Yosef Benyamin Yambise. 

Jajarannya pun telah melaksanakan instruksi tersebut dengan mengecek kondisi listrik, terutama di bangunan lapas yang sudah lama, pada Kamis (9/9). 

“Instuksi itu sudah diteruskan dari kementerian ke seluruh UPT di Kaltim-Kaltara, termasuk di Lapas Tarakan. Kita langsung mengambil langkah-langkah. Tadi pagi (kemarin, Red) kami memimpin sendiri di blok-blok yang bangunannya sudah tua, instalasinya sudah lama,” terang Yosef. 

Untuk memperlancar pengecekkan, pihaknya terpaksa mengumpulkan warga binaan di lapangan selama beberapa waktu. Yosef mengaku turun langsung untuk memberikan pengarahan kepada narapidana, dalam mengantisipasi hal-hal yang tidak dinginkan. 

Dalam pengecekkan ini, pihaknya juga dibantu warga binaan. Secara kooperatif bersama-sama petugas menertibkan jaringan dan penggunaan aliran listrik yang tidak tepat. “Kita sudah kumpulkan, kerja sama dengan warga binaan. Mereka kooperatif sekali untuk bekerja sama dengan petugas. Kabel, penggunaan listrik yang tidak bermanfaat bisa diperbaiki,” ungkapnya. 

Dari hasil pengecekkan tersebut menjadi bahan laporan pihaknya untuk dilaporkan kepada pimpinan. Baik di kantor wilayah maupun kantor pusat terkait instruksi tersebut. 

Sebagai tindak lanjut ke depan, pihaknya akan berkoordinasi dengan PLN untuk datang dan melihat kelayakan instalasi listrik di Lapas Tarakan. Meskipun dibatasi anggaran, akan tetapi pihaknya tahu kelayakan instalasi yang menjadi prioritas di Lapas Tarakan dan harus dibenahi. 

Menurutnya, sebelum terjadinya peristiwa di Lapas Tanggerang, hal ini sudah menjadi perhatian pihaknya. Ia bersyukur karena penggunaan listrik di Lapas Tarakan semakin tertib. 

Untuk mengantisipasi kebakaran, pihaknya telah menyiapkan alat pemadam kebakaran yang ditempatkan di beberapa titik di lapas. Sehingga jika terjadi sesuatu bisa digunakan. Menurut Yosef, ada bak penampung air yang berada di setiap blok dengan ukuran cukup besar, biasa digunakan untuk keperluan warga binaan. 

“Itu menjadi cadangan kami apabila terjadi apa-apa, sumber air yang banyak itu bisa kita gunakan. Misalnya terjadi kebakaran bisa kita distribusikan ke tempat-tempat, titik-titik yang terbakar,” tuturnya. 

Saat ini, jumlah warga binaan di Lapas Tarakan mencapai 1.321 orang. Jumlah itu jauh melebihi kapasitas daya tampung yang hanya 477 orang, atau over kapasitas mencapai 300 persen. 

Sementara jumlah pegawai tidak sebanding dengan jumlah warga binaan, dengan perbandingan 1 berbanding 16. “Syukur sampai saat ini Lapas aman terkendali. Karena berbagai pendekatan-pendekatan yang kami buat dengan warga binaan,” pungkasnya. (mrs/uno) 

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pemkab Nunukan Buka 1.300 Formasi untuk Calon ASN

Kamis, 18 April 2024 | 12:44 WIB

Angka Pelanggaran Lalu Lintas di Tarakan Meningkat

Kamis, 18 April 2024 | 11:10 WIB
X