PERJALANAN keliling Indonesia Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Aceh, Dr Kamaruzzaman Bustamam-Ahmad bersama istrinya, Fitri Zulfidar, pada Sabtu sore (21/8) tiba di Bumi Tenguyun, Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara).
Pasangan suami istri (pasutri) itu menempuh jarak ratusan kilometer dari Kabupaten Berau, Kalimantan Timur menggunakan Motor Kawasaki Versys 250cc. Perjalanan keliling Indonesia dengan slogan “Indonesia Harmoni dari Aceh ke Papua” diperkirakan memakan waktu hingga tiga bulan kedepan.
“Kegiatan (Touring) ini mempromosikan BPNT dan FKPT. Karena masih banyak masyarakat yang belum mengenal institusi ini, selain mengkampanyekan tagline Indonesia harmoni,” ujar dosen sekaligus peneliti dari Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh ini.
Menurut Kamaruzzaman, poin kegiatan ini menjaga keharmonian dan kebhinekaan. Makanya, singgah di tiap provinsi selain silaturahim dengan FKPT seluruh Indonesia. Hal lain yang ingin dilakukan pasutri ini, ingin menggali, berkenalan dengan kekayaan budaya nusantara. Yang nantinya dapat diabadikan dalam sebuah buku.
“Selama perjalanan menuju Kaltara, saat melintasi wilayah Wahau, Kelay hingga Kabupaten Berau menjadi yang paling berkesan di awal perjalanan ini,” ucap Kamaruzzaman.
Kamaruzzaman menilai, bukan ekstrem. Tapi jalur yang berkesan belum pernah dilewati. Baik nuansa alamnya, jalur berkelok berdampingan dengan jurang, kadang berlubang hingga nuansa mistisnya.
Meski demikian, dirinya banyak bersyukur selama perjalanan banyak bertemu dan dibantu orang baik. Baik saat motor mengalami masalah di Kota Padang hingga menyasar hampir 40 kilometer dari Samarinda kearah Tenggarong.
"Kami jalan tiba-tiba ada rider (pemotor) yang mengingatkan. Jika kami salah jalur, jika ingin menuju Sangatta. Hingga rider itu mengantarkan kami ke jalur yang benar menuju Sangatta,” kisahnya.
Pria peraih penghargaan penulis produktif bertaraf internasional pada 2018 ini, membagikan tips yang perlu dipersiapkan saat menempuh perjalanan jauh. Pertama menghindari perjalanan malam hari, menjaga dan mengatur pola makan, dan mempersiapkan obat-obatan serta vitamin.
“Ketika perjalanan pagi jarang makan nasi atau makan seadanya untuk menghindari kantuk. Vitamin, suplemen dan yang paling penting positif thingking menjaga kesehatan mental,” ungkapnya.
Menurutnya, saat menempuh perjalanan jauh selain fisik mental juga perlu dijaga kesehatannya. Dengan cara membalikkan setiap tantangan yang ada menjadi sebuah bagian cerita dari perjalanan. Yang tak kalah penting, mempelajari dengan seksama jalur yang akan dilalui. (uno2)