Modus Baru Pelaku Narkotika

- Rabu, 21 Juli 2021 | 13:18 WIB

TARAKAN–Kasus suami yang melibatkan istri untuk membawa narkotika menjadi perhatian khusus. Modus tersebut juga yang berhasil diungkap petugas Aviation Security (Avsec) Bandara Juwata Tarakan dan Badan Narkotika Nasional (BNN) Kaltara pada 1 Juli lalu.

Sengaja melibatkan perempuan atau pasangan sebagai umpan mengirimkan sabu-sabu diduga menjadi salah satu modus baru dalam peredaran narkotika. "Sabu 394,76 gram dibungkus dalam kemasan makanan ringan. Namun, pelaku menitipkan dengan istri untuk dibawa ke Makassar," kata Kepala BNN Kaltara Brigjen Pol Samudi, Selasa (20/7).

SA sudah ditetapkan sebagai tersangka, sedangkan istrinya masih diperiksa sebagai saksi. Namun, penyidik BNN mendalami kemungkinan ada keterlibatan istri SA dalam peredaran barang haram lainnya. Pasalnya, SA merupakan daftar pencarian orang (DPO) Polda Kaltara dan residivis kasus serupa. Dia meminta agar masyarakat cermat memilih pasangan hidup. Terutama jika ada indikasi lelaki tersebut memiliki keterlibatan dengan narkotika. Berbagai upaya pasti digunakan para pelaku penyalahgunaan narkotika untuk mencoba menyelundupkan sabu-sabu, termasuk memanfaatkan orang dekat. "Terutama anak-anak atau perempuan yang ingin dinikahi, pacar, lihat-lihat dulu calonnya. Jangan sampai mau sekadar modus untuk dimanfaatkan," tegasnya.

Terlebih jika ternyata yang menjadi korban istri pelaku, tidak mengetahui tetapi tetap dimanfaatkan. Ditambah istri pelaku sejak awal tidak mengetahui apa pekerjaan suaminya. Sehingga, hanya ikut ke mana pun saat dibawa suami.

"Sebenarnya ada banyak kasus serupa, tetapi antara pelaku dan perempuan tidak ada hubungan suami-istri. Seperti tenaga kerja wanita (TKW) di luar negeri, yang saya heran mau dijadikan istri orang-orang yang pengedar narkotika. Diberi uang banyak dari hasil jual narkoba. Terus disuruh bawa barang, ternyata narkoba," bebernya.

Menurutnya, saat sang istri tertangkap, suaminya langsung hilang komunikasi dan melarikan diri. Pencarian biasanya sulit dilakukan karena minimnya informasi terkait pelaku. Sebab si perempuan juga tidak mengetahui identitas pelaku, terlebih belum lama kenal.

"Orangtua harus mengawasi anaknya dan keluarga. Jangan sampai terlibat narkoba. Apalagi saat ini sudah darurat narkoba, sudah masuk ke desa-desa dan daerah-daerah dengan memanfaatkan orang yang tidak tahu apa-apa. Pengawasan itu bukan hanya tugas aparat, tetapi juga semua masyarakat," kuncinya. (kpg/sas/dra/k16)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Ini Dia Delapan Aksi Konvergensi Tekan Stunting

Kamis, 25 April 2024 | 12:30 WIB

Dewan Negara Malaysia Kagum Perkembangan Krayan

Kamis, 25 April 2024 | 09:30 WIB

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB
X