Ketersediaan Uji PCR Dikeluhkan

- Kamis, 15 Juli 2021 | 12:33 WIB
ilustrasi
ilustrasi

Masyarakat yang ingin bepergian mengeluhkan rapid tes antigen dan polymerase chain reaction (PCR) Covid-19 yang harus menunggu terlalu lama. Bahkan, di beberapa rumah sakit di Tarakan harus memberikan antrean selama 20 hari ke depan bagi masyarakat yang menginginkan tes PCR.

TARAKAN–Andi Sarifuddin, penumpang pesawat bercerita, dia kecewa lantaran direpotkan dengan kepengurusan tes PCR. Semua rumah sakit di Tarakan bahkan sudah didatangi. Namun, tes PCR harus mengantre lama.

“Saya ke RSUD 20 hari tunggu baru bisa tes. Di RSUKT begitu juga. Untuk di RS Pertamina hanya melayani perusahaan. Di RSAL juga begitu. Harus menunggu minggu depan,” keluhnya, Rabu (14/7). Padahal, dia sudah berniat bepergian keluar kota dengan urusan pekerjaan. Namun, dia berharap ada perhatian khusus terhadap penyedia tes PCR bagi masyarakat. Untuk mendapat syarat bepergian, selain harus menyertakan bukti vaksin. “Saya sudah ada sertifikat vaksin. Kalau begini harus menunggu. Sementara jadwal kerja sudah pasti. Tapi masih terkendala persyaratan untuk terbang,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala RSAL Ilyas Tarakan Letkol Laut (K) dr Mukti Fahimi mengklaim tes PCR bagi masyarakat masih dibuka. Namun, untuk pengujian sampel PCR pihaknya mengatur jadwal seminggu sekali. Pasalnya, pihaknya terkendala tenaga kesehatan yang minim. “Proses PCR itu tidak gampang, dan tidak mendadak. Untuk petugas kami hanya tiga orang,” sebutnya.

Dalam sekali melakukan pemeriksaan sampel di ruang mesin PCR, petugas harus berada di dalam ruangan selama tujuh jam, dan tidak boleh keluar. Bahkan, petugas tidak diperbolehkan untuk makan atau buang air. Selain itu, pemeriksaan memenuhi jumlah sebanyak 92 sampel. “Makanya butuh sampel yang banyak memenuhi kuota. Kalau tidak sampai 92, saya tidak akan jalankan,” terangnya.

Dia menegaskan, setiap pemeriksaan sampel harus sesuai kuota. Maka dari itu, pihaknya hanya mampu melakukan pemeriksaan sampel menggunakan mesin PCR sekali dalam seminggu. “Untuk masyarakat umum bisa. Karena syaratnya berangkat yaitu PCR dan sertifikat vaksin. Tidak mungkin masyarakat dilarang berangkat kalau memiliki keperluan yang mendesak,” jelasnya.

Di sisi lain, RSAL Ilyas Tarakan merupakan rumah sakit rujukan Covid-19 yang sudah ditetapkan. Pihaknya sudah menyediakan enam tempat tidur di ruangan isolasi bagi pasien Covid-19. Bahkan, jumlah tersebut masih akan ditambah. Untuk mengantisipasi, pihaknya menyediakan ruang kamar inap kelas III. Dengan adanya lonjakan kasus Covid-19 secara nasional, pihaknya berharap hal tersebut tidak sampai terjadi di Tarakan. “Kita punya enam ventilator dan dokter anestesi yang siap melayani pasien Covid-19 yang darurat,” tutupnya. (kpg/sas/dra/k8)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Data BPS Bulungan IPM Meningkat, Kemiskinan Turun

Kamis, 28 Maret 2024 | 17:00 WIB

Ombudsman Kaltara Soroti Layanan bagi Pemudik

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:30 WIB

Harus Diakui, SAKIP Pemprov Kaltara Masih B Kurus

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Penanganan Jalan Lingkar Krayan Jadi Atensi

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Jalan Penghubung di Krayan Ditargetkan Maret Mulus

Selasa, 26 Maret 2024 | 13:50 WIB

3.123 Usulan Ditampung di RKPD Bulungan 2025

Selasa, 26 Maret 2024 | 07:00 WIB

Anggaran Rp 300 Juta Untuk Hilirisasi Nanas Krayan

Senin, 25 Maret 2024 | 18:45 WIB
X