Salat Id Dibatasi Protokol Kesehatan

- Sabtu, 1 Agustus 2020 | 20:05 WIB
KHOTBAH IDULADHA: Wali Kota Tarakan Khairul khotbah dihadapan jamaah Masjid Baitul Izzah usai salat Iduladha, Jumat (31/7).
KHOTBAH IDULADHA: Wali Kota Tarakan Khairul khotbah dihadapan jamaah Masjid Baitul Izzah usai salat Iduladha, Jumat (31/7).

TARAKAN – Umat Islam di Tarakan akhirnya melaksanakan salat Iduladha berjamaah, seiring terkendalinya perkembangan Corona Virusdisease 2019 (Covid-19).

Masjid Baitul Izzah yang berlokasi di kompleks Islamic Center, Kelurahan Kampung Empat, Kecamatan Tarakan Timur, salah satu lokasi salat Iduladha berjamaah yang didatangi umat Islam, Jumat (31/7). Termasuk Wali Kota Tarakan Khairul yang juga bertindak sebagai khotib.

Pelaksanaan salat Iduladha di Masjid Baitul Izzah tetap menenerapkan protokol kesehatan. Dari pantauan awak media ini, pengecekkan suhu tubuh jamaah saat hendak masuk masjid, penggunaan masker hingga mengatur jarak, diterapkan.

“Kita ada pembatasan-pembatasan jaga jarak, pakai masker dan beberapa peraturan yang lain. Alhamdulillah, saya lihat tidak mengurangi makna hari raya Iduladha tahun ini,” icap Khairul.

Mantan Sekretaris Kota Tarakan ini menilai, ada perkembangan lebih baik daripada Idulfitri yang tidak dibolehkan melaksanakan salat berjamaah. Usai salat Iduladha, Khairul menyerahkan secara simbolis hewan kurban dari Pemerintah Kota (Pemkot) Tarakan kepada pengurus Masjid Baitul Izzah.

Tahun ini, sebanyak 18 hewan kurban disebar Pemkot Tarakan melalui Bagian Kesejahteraan Rakyat bersama Panitia Hari Besar Islam (PHBI). Di pihak lain, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kalimantan Utara (Kaltara), KH Zainuddin Dalila mengapresiasi diperbolehkannya umat Islam melaksanakan salat hari raya berjamaah.

“Tetap dengan aturan memakai protokol kesehatan,” tutur Zainuddin. Ia menilai, mestinya umat Islam bersyukur kepada Tuhan karena bisa melaksanakan secara berjamaah. Akan tetapi, untuk salat Jumat, Zainuddin menyarankan tetap dengan protokol kesehatan sebagai pencegahan Covid-19.

“Kalau kita semuanya disiplin, Insya Allah akan cepat keluar dari masalah yang dihadapi sekarang. Sekarang sudah dibebaskan untuk melaksanakan salat, bisa kumpul-kumpul, Tapi pakai aturan, ikutilah protokol kesehatan,” pesannya.

Pelaksanaan kurban juga dilakukan umat Islam di Tarakan. Di antaranya melalui Komunitas Sedekah Tarakan (KST) yang berkurban tiga ekor sapi dan satu ekor kambing.

“Beberapa orang yang ada di KST, menyalurkan atau berkurban melalui KST. Jadi tiga sapi itu bukan hanya dari anggota KST saja. Tapi ada dari warga sekitar dan teman-teman yang ada di luar,” ujar Bendahara KST Tarakan, Nur Riska.

Setiap satu ekor sapi ada tujuh orang yang berkurban, dengan setiap orang dibebankan Rp 3 juta. Menyesuaikan harga sapi Rp 21 juta per ekor, termasuk biaya pemotongannya. Menurut Nur, kegiatan berkurban tahun ini merupakan yang kedua kali dilakukan komunitasnya. Tahun lalu berkurban satu ekor sapi. Sementara tahun ini meningkat jumlahnya.

Untuk pendistribusiannya, utama para mustahik tetap KST, warga sekitar, serta kepada yang berkurban. Diperkirakan sekitar 200 mustahik yang mendapatkannya tersebar di Tarakan. (mrs/uno)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pemkab Nunukan Buka 1.300 Formasi untuk Calon ASN

Kamis, 18 April 2024 | 12:44 WIB

Angka Pelanggaran Lalu Lintas di Tarakan Meningkat

Kamis, 18 April 2024 | 11:10 WIB
X