Kuda Lumping Kian Eksis di Kalimantan

- Sabtu, 5 Januari 2019 | 18:36 WIB

PANGKALAN BUN - Seni kuda lumping semakin eksis di tanah kalimantan khususnya di Bumi Marunting Batu Aji. Seni budaya Jawa  yang lebih dikenal dengan jaranan itu kini sering tampil dalam acara resmi pemerintahan atau hajatan masyarakat seperti sunatan, pernikahan maupun acara ulang tahun desa.

Tak terkecuali di Desa Kumpai Batu Atas, Kecamatan Arut Selatan, kesenian kuda lumping yang tergabung dalam paguyuban Timbul Turonggo Dipho ini kian dikenal dan eksistensinya tidak diragukan lagi.

Meski demikian kesenian daerah jika tidak didukung dengan kebijakan pemerintah dan dukungan baik moril maupun materil tentu akan sulit berkembang.

Umi Kasanah, pemerhati seni asal Kumpai Batu Atas, mengatakan bahwa dirinya ingin sekali melihat kesenian ini semakin dikenal dan terorganisir dengan baik sehingga bisa menambah referensi budaya di tanah kalimantan khususnya Kabupaten Kotawaringin Barat.

“Saya saat ini berkonsetrasi mendukung dan mengembangkan kesenian ini. Jaranan ini perlu dukungan karena melalui kesenian ini banyak hal yang bisa didapat salah satunya bisa mempersatukan masyarakat dan dapat menjalin silaturahmi serta keakraban antara satu dengan yang lainnya,” ungkap Umi Kasanah yang juga merupakan calon anggota legislatif daerah pemilihan Kobar 1.

Perempuan berjilbab ini mengaku menaruh simpati terhadap keberadaan seni kuda lumping, hal itulah yang membuat dirinya ingin berbuat lebih banyak demi kemajuan kesenian tersebut khususnya di Desa Kumpai Batu Atas, Kecamatan Arut Selatan.

Menurut Umi wajar jika kesenian kuda lumping harus mendapat pembinaan dan dukungan lantaran dari sisi kultur dan budaya di Kobar banyak masyarakat Jawa yang notabene sudah menjadikan Kobar sebagai tumpah darahnya.

Tanpa mengenyampingkan kesenian lainnya, seni kuda lumping wajib terus dijaga dan dikembangkan ditengah kemajuan zaman dan gempuran budaya luar yang belum tentu cocok dengan jati diri bangsa. Hal itu sebagai langkah agar tidak tergerusnya budaya bangsa diera digital sekarang ini.

Hal senada disampaikan Mbah Jamal, penanggung jawab Paguyuban Seni Kuda Lumping Timbul Turonggo Dipho  ini mengatakan bahwa dirinya sangat mengharap adanya dukungan dari kalangan pemerintah baik eksekutif maupun legislatif sehingga seni jaranan ini bisa tetap ada dan dilestarikan.

Ia mengaku sangat mengapresiasi atas peran serta Umi Kasanah yang selama ini ikut andil dalam memberikan dukungan kepada masyarakat Kumpai Batu Atas dalam berbagai hal, salah satunya melalui kesenian kuda lumping. “Zaman sekarang ini jarang yang peduli terhadap kesenian apalagi sampai pada dukungan moril materiil, makanya kita berharap kedepan akan semakin banyak yang perhatian supaya kesenian ini tetap ada,” harapnya.

Menurutnya banyak filosofi yang terdapat pada kesenian ini, yang tidak lain salah satunya untuk mendoakan keselamatan dan ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Selain itusebagai sebuah kesenian maka juga mengandung hiburan bagi masyarakat.

Melalui kesenian ini, lanjut Jamal, juga bisa menjaga persatuan dan kesatuan masyarakat. Selain itu juga bisa membangkitkan ekonomi melalui para pedagang yang berjualan pada saat seni kuda lumping tampil disebuah acara.

“Secara khusus kami berharap ibu Umi Kasanah bisa semakin memberikan supportnya ketika harapannya untuk duduk di legislatif tercapai,” pungkasnya.

Pantauan media ini pada Kamis (3/1) malam kesenian ini mampu menyedot perhatian ratusan warga Kumpai Batu Atas dalam setiap penampilannya. Masyarakat berkumpul menjadi satu menyaksikan pagelaran kuda lumping. Alunan music jaranan yang terkenal enerjik menggema seolah membangkitkan gairah untuk terus mengembangkan seni budaya bangsa ini. (sam/soc/sla)

Editor: sampitadm-Radar Sampit

Tags

Rekomendasi

Terkini

DPRD: Realisasi APBD Kotim tahun 2023 Lepas Target

Kamis, 28 Maret 2024 | 17:40 WIB
X