TANJUNG SELOR - Dalam upaya pencegahan penyebaran Corona Virus disease 2019 (Covid-19) setiap warga harus bersama menjaga jarak sosial dan menghindari kerumunan. Pemerintah telah mengeluarkan imbauan untuk bekerja dari rumah jika tidak ada hal yang sangat urgen.
Namun, bagi pedagang keliling hal ini ternyata sulit diterapkan. Rata-rata pedagang mengaku, tentu akan sulit memenuhi kebutuhan hidup jikalau tidak berjualan. Seperti yang disampaikan, Pai (20) pedagang di Tanjung Selor.
"Kalau di rumah siapa yang memberi makan keluarga. Memangnya pemerintah sanggup untuk memberi kami makan tiap hari?" kata Pai saat disua, Senin (20/4).
Baginya, kebijakan untuk bekerja dari rumah, apalagi dilarang berjualan menjadi serba salah. Pria yang berjualan kurang lebih dua tahun ini pun menceritakan hiruk-pikuknya mengais rezeki di Kota Beriman sebutan Tanjung Selor, mulai berjualan sepatu, hingga menggeluti usaha dagang keliling.
Lanjutnya, pengalaman berjualan selama pandemi Covid-19 ini sempat dibubarkan oleh polisi yang berpatroli lantaran berjualan melewati waktu yang ditentukan. "Sempat dibubarkan oleh aparat, karena kami jualan sampai larut malam. Batasnya hanya jam 9 malam (19.00 Wita, Red)," jujurnya.
Pedagang keliling lainnya, Nano (45) mengatakan, kebijakan physical distancing terpaksa harus diabaikannya demi meraup rezeki untuk menghidupi keluarganya. "Tuntutan makan yang mengharuskan kami tetap berjualan untuk menghidupi keluarga. Pendapatan per hari memang tergantung rezeki. Dan sejauh ini kondisi pendapatan kami turun sekali," ujarnya. (*/mts/mua)
