Jaang Pun Dibuat Bangga

- Selasa, 19 November 2019 | 21:28 WIB

SAMARINDA. Wali Kota Samarinda Syaharie Jaang berkesempatan mengikuti temu lapangan dan panen bawang merah bersama Kelompok Tani Suka Makmur di Jalan Sidomukti, Kelurahan Lempake, Kecamatan Samarinda Utara, pekan lalu. Dalam sambutannya, Jaang mengatakan bahwa pihaknya selalu mencari terobosan untuk mengurangi ketergantungan pasokan dari luar daerah khususnya bidang pertanian.

“Alhamdulillah hari ini kita telah menyaksikan bersama, ternyata lahan yang ada di Kota Samarinda juga bagus untuk pertanian, khususnya bawang merah. Kita ini kan sebenarnya sudah terbiasa manja dengan keadaan. Karena kultur orang Samarinda ini kan tahunya hanya beli atau kirim saja dari luar daerah dan tidak pernah mencoba. Walaupun kita sadari meski itu tidak gampang karena bisa dibilang saat sekarang baru mulai namun demikian kita belum terlambat,” jelas Jaang.

Oleh sebab itu, beber Jaang apa yang dilihat hari ini ternyata bawang merah juga bisa ditanam dan tumbuh di Samarinda serta bisa memberikan suatu hasil yang baik.  “Kita berpikir bahwa bawang merah hanya bisa subur di Pulau Jawa terutama dari Brebes Jateng mungkin ada juga dari Sulawesi. Artinya bila ini ditekuni dengan baik sesuai dengan SOP-nya berkebun atau cara menanam bawang merah yang perlu perlakuan khusus seperti masalah tanahnya banyak pasir, pupuk kandang serta bagaimana pemeliharaannya kalau dilihat hasilnya tidak jauh dari bawang dari daerah Jawa,” bebernya.

“Ini teman–teman sebagai tim TPID Kota Samarinda kemarin kita tugaskan meninjau langsung keliling di Jateng salah satunya yang dikunjungi adalah di Brebes sentra bawang merah nasional. Kedepannya untuk pembinaan petani bawang merah seperti apa yang kita lihat, seperti sekarang masalah bibit akan dibantu oleh pemkot Samarinda. Kami datang ke sini untuk memberi motivasi bagi petani yang lainnya supaya mau menanam bawang merah," ucap Jaang.

Karena menurutnya kalau berbicara luas Kota Samarinda sangat luas 718 km persegi, namun banyak lahan tidur. "Petan ipun yang dulunya menanam tidak terlalu berhasil supaya coba ganti beralih ke bawang merah dengan bibit 1 ton bisa menghasilkan 15 ton, selama 2-3 bulan sudah bisa panen sehingga mengurangi ketergantungan dari daerah lain. Kita ini masalahnya cuma tidak pernah mencoba tetapi kalau ada teman yang sudah mencoba saya yakin pasti akan banyak petani bawang sukses di Kota Samarinda," imbuh Jaang.

Kedepannya, lanjut Jaang tinggal pembinaan dan sosialisasinya saja. Dijelaskan pula Samarinda ini 3 kali mendapatkan penghargaan dari Presiden RI Joko Widodo terbaik nasional. Kota yang sukses dalam pengendalian inflasi. Itu yang akan terus dipertahankan.
Ditambahkannya, untuk pasokan pupuk kandang di Samarinda juga sangat banyak. Kalaupun kurang bisa datangkan dari Kutai Kartanegara (Kukar). 

Sementara itu, Kadis Pertanian Samarinda, Ary Yasir Pilipus menambahkan bahwa pihaknya akan terus mencoba terobosan di bidang pertanian.  “Memang selama ini cabai dan bawang merah salah satu penyebab naiknya inflasi di Kota Samarinda di bidang pertanian. Penanaman bawang merah ini sebenarnya telah melalui proses yang cukup panjang. Sebelumnya kami mencoba beberapa cara seperti cabai kita sudah menemukan pola penanaman dengan hamparan tidak lagi dengan spot–spot penyelesaian temporer dengan menggunakan polybag. Demikian pula dengan bawang merah kita mencoba dengan cara yang sama,” urai Ary.

Hadir pula anggota DPRD Kota Samarinda Komisi II Abdul Rofik, Asisten II Kota Samarinda Endang Liansyah, Kepala Balai Penyuluhan Sukardi, Camat Samarinda Utara Syamsu Alam, Dirut Perusda Pergudangan dan Aneka Usaha Chaerul Fadli, perwakilan BI Kaltim, tokoh masyarakat, petani, dan undangan terkait lainnya. (adv/kmf5/nha)

Editor: rusli-Admin Sapos

Rekomendasi

Terkini

X