Rasio Elektrifikasi Ditarget 99,9 Persen

- Kamis, 17 Oktober 2019 | 17:09 WIB

TANJUNG SELOR – Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara optimistis rasio elektrifikasi atau tingkat perbandingan warga yang telah mendapat listrik dengan total penduduk akan terus meningkat. Bahkan, diupayakan mampu menyentuh angka 99,9 persen atau semua daerah teraliri listrik.  

Untuk itu, beragam upaya dilakukan guna meningkatkan keterjangkauan layanan kelistrikan di Kaltara. Upaya ini juga memperhatikan asumsi dasar makro sektor energi dan sumber daya mineral dalam RAPBN 2020, yang menyebutkan rasio elektrifikasi nasional pada 2020 ditargetkan mencapai 99,9 persen. Sementara per Juli 2019, rasio elektrifikasi nasional telah mencapai 98,8 persen.  

“Untuk Kaltara sendiri ditargetkan hingga akhir 2019 rasio elektrifikasi bisa mencapai 80 persen. Sedangkan untuk merampungkan sisa dari rasio elektrifikasi itu, Pemprov Kaltara harus mampu menangani sejumlah tantangan. Seperti layanan akses listrik berada di daerah yang sulit terjangkau dan minim infrastruktur. Selain itu, kemampuan masyarakat dalam membayar biaya sambung listrik masih rendah,” kata Gubernur. 

Untuk mengejar, rasio elektrifikasi tersisa, diakui Irianto bukanlah pekerjaan mudah. Salah satu upaya yang diandalkan adalah menggencarkan program lampu tenaga surya hemat energi (LTSHE) yang diinisiasi Kementerian ESDM. Utamanya untuk melayani listrik di perdesaan.  

“Program LTSHE untuk saat ini adalah program yang paling berefek terhadap peningkatan rasio elektrifikasi di Kaltara. Untuk saat ini, ada 4.998 unit LTSHE yang dalam proses pemasangan,” ungkapnya. 

Rincinya ada 3 kabupaten yang disasar program itu. Yakni, Bulungan, Malinau dan Nunukan. “Dari laporan Dinas ESDM, pemasangan LTSHE di Bulungan sudah terealisasi semuanya. Untuk Malinau, khususnya Sungai Boh juga sudah terealisasi. Sementara, yang masih dalam proses pemasangan adalah di wilayah Malinau Selatan Hilir. Lalu di Nunukan, tepatnya di Seimenggaris, Sebatik, Tulin Onsoi, Nunukan Selatan dan Sebatik,” sebutnya.  

Pemasangan LTSHE di daerah tersebut ditargetkan tuntas pada bulan ini. Selain itu, peningkatan rasio elektrifikasi juga mengandalkan kinerja PT PLN. PLN sebagai pemegang usaha penyedia tenaga listrik (UPTL) sedang melakukan, yakni pembangunan jaringan listrik, baik tegangan rendah maupun tegangan menengah dan saluran udara tegangan tinggi (Sutet).  

“Kini juga tengah berproses sejumlah pembangunan pembangkit di Kaltara. Yakni, PLTMG di Sungai Jepun, PLTU di Malinau. Lalu di Tanjung Selor juga sedang ada pembangunan PLTU dan PLTMG. Disamping itu, di Tanjung Selor tengah dilakukan uji coba penambahan daya 7 megawatt (MW) dari PLTD Gunung Seriang,” bebernya.

 Diinformasikan pula pada 2021 saluran tegangan tinggi dari Kalimantan Timur sudah interkoneksi dengan saluran tegangan tinggi di Kaltara, yang alirannya dimulai dari Tanjung Selor, Tana Tidung, Tarakan, Malinau, Sebuku hingga ke Nunukan. 

“Jika ini berjalan, maka keandalan pelayanan penyedia listrik akan terjamin, karena sistem pelayanan akan berubah tidak lagi bersifat isolated seperti saat ini. Namun, akan terhubung dalam 1 sistem, dimana kelebihan daya pada suatu daerah dapat dialirkan ke daerah lain yang membutuhkan sehingga lebih handal dan terjamin,” ujarnya.  

Program lainnya adalah membangun pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) terpusat di beberapa desa, terutama di daerah 3T. (hm) 

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Dinkes PPU Gencar Lakukan Pencegahan DBD

Selasa, 26 Maret 2024 | 12:20 WIB

Lantik Kades, Bupati Kukar Tekankan Pelayanan

Selasa, 26 Maret 2024 | 10:45 WIB

47 Rumah Ibadah Dapat Hibah dari Pemkab Berau

Selasa, 26 Maret 2024 | 10:04 WIB

Pemkab Berau Gencarkan Pencegahan Penularan Difteri

Selasa, 26 Maret 2024 | 10:01 WIB

Wabup Mahulu Serahkan Bantuan Korban Kebakaran

Senin, 25 Maret 2024 | 11:10 WIB

Sekkab Mahulu Sampaikan Nota Pengantar LKPj

Senin, 25 Maret 2024 | 10:10 WIB
X