Daya Beli Masyarakat Menurun, Pedagang Kecil Mengeluh

- Rabu, 15 April 2020 | 17:26 WIB
Ilustrasi/Internet
Ilustrasi/Internet

PANDEMI Corona Virus Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) berdampak pada keuntungan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Tarakan berkurang. Dikarenakan daya beli masyarakat yang semakin menurun. 

Penurunan pendapatan dirasakan seorang pedagang pentol keliling, Rano Karno. Dia mengatakan, selama pandemi Covid-19 pendapatannya berkurang 70 persen. Sebelumnya, keuntungan sehari bisa mencapai Rp 1,5 juta per hari. Namun sejak pandemi keuntungan yang diperoleh berkisar antara Rp 400 ribu-Rp 500 ribu per hari.

“Pengaruh sekali jualan sekarang. Biasanya ramai pembeli datang dari mana-mana. Sekarang di jalan saja orang sudah sepi,” keluh pria berusia 33 tahun ini.

Untuk menyikapi sepinya pembeli, Rano yang berjualan menggunakan sepeda motor terpaksa mencari tempat ramai. “Sekarang saya jualan dari siang sampai malam hari. Biasanya mulai jualan sore hari hingga pagi dinihari. Pokoknya kalau sudah sepi saya cari lagi jualan di lain,” ucapnya. 

Dikonfirmasi terpisah, menurut Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi dan UMKM Tarakan, Untung Prayitno adanya pandemi ini cukup mengganggu para UMKM untuk bisa mendapatkan keuntungan. Namun pihaknya sudah mengambil langkah untuk membuka pasar online. “Supaya UMKM kita tetap konsisten, bisa mendapatkan keuntungan atau tetap menjalankan usahanya. Kita anjurkan penjualan melalui sistem online,” sarannya. 

Belum lama ini, sudah membuka pembahasan agar UMKM bisa dibuatkan pasar online. Meski, sebenarnya UMKM secara tidak langsung sudah menjajaki penjualan secara online. Untuk pembelian melalui transportasi online (take away).

“Khusus UMKM yang bergerak di makanan tidak lagi kesulitan dan usahanya tetap berjalan. Dengan difasilitasi ojek online. Pembelian online bisa melalui pesan medsos WhatsApp atau facebook melalui siaran langsung,” ungkapnya. 

Sementara itu, Kepala Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan (DP3) Tarakan, Elang Buana mengungkapkan, pasar online dibuka untuk pembelian ayam potong. Jika transportasi laut dan udara dibatasi, maka mempengaruhi penjualan ternak di Tarakan.

“Warung makan banyak yang tutup, sementara Tarakan adalah kota persinggahan. Tentu berdampak pada pasar peternakan. Ayam bila tak dipanen akan terus besar. Akhirnya dipotong untuk bisa dijual,” ungkapnya. 

Kebutuhan ayam di Tarakan, untuk situasi normal bisa 10 ribu ekor per hari. Biasanya, kebutuhan tidak normal, lebih dari 10 ribu di Ramadan, Idulfitri, Iduladha dan hari besar keagamaan lain. “Sudah kami rapatkan untuk persediaan pangan. Tapi saya tidak berani menjanjikan kepada peternak bahwa situasi bisa normal saat Covid-19 ini, ketika memasuki Ramadan dan Idulfitri,” tutupnya. (*/sas/uno)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Pemkab Nunukan Buka 1.300 Formasi untuk Calon ASN

Kamis, 18 April 2024 | 12:44 WIB

Angka Pelanggaran Lalu Lintas di Tarakan Meningkat

Kamis, 18 April 2024 | 11:10 WIB
X