SMKN 6 Lakukan MoU dan MoA

- Kamis, 6 Februari 2020 | 23:17 WIB

SEBAGAI sekolah revitalisasi, SMKN 6 terus meningkatkan kerja sama dengan pihak luar, yakni dengan melakukan penandatanganan Memorendum of Understanding (MoU) atau nota kesepahaman dan Memorendum of Aggrement (MoA) atau nota kesepakatan, dengan empat persusahaan sekaligus peresmian gedung Ruang Praktek Siswa (RPS), Kamis (6/2).

Empat perusahaan tersebut yakni UPT Puskesmas Bengkuring, PT Teknik Persisi Persada, PT Tjokro Bersaudara Samarindaindo dan PT Borneo Nusantara Internasional. Serta program CSR merupakan realisasi MoU antara SMKN 6 dengan industri yakni guru tamu oleh PT Trubaindo Coal Mining, dengan materi kegiatan eksplorasi batu bara untuk persiapan PKL siswa Kelas XII Jurusan Geologi Pertambangan, pembuatan 2 titik Benchmark (BM) oleh PT Exsol Innovindo sebagai titik ikat yang akurat (koordinat dan elevasi) praktik pemetaan topografisiswa Jurusan Geologi Pertambangan, dan pembuatan sumur bor yang melibatkan siswa pada saat praktik pemboran oleh PT Berkah Rezeki Ibnu untuk ketersediaan air di SMKN 6.

Acara tersebut dihadiri Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kaltim Anwar Sanusi, Kabid Pembinaan SMK Disdikbud Provinsi Kaltim Deslan Nispayani beserta rombongan, perwakilan Dinas ESDM Kaltim, perwakilan dinas Kesehatan Kota Samarinda, pengawas pembina Komite SMKN 6, para guru SMKN 6 dan mitra kerja, industri serta para undangan.

"Alhamdulillah dengan adanya MoU ini, pihak industri sangat support terhadap SMK khususnya SMKN 6. Agar link and mix antara industri dan sekolah itu bisa berjalan dengan baik," ujar Kepala SMKN 6, Daliansyah didampingi Ketua Pelaksana, Triono. Ia mengatakan sebelum MoU kali ini, pihaknya telah melakukan MoU dengan 17 perusahaan lain dalam rangka mendukung kompetensi jurusan di sekolah tersebut. Dengan adanya MoU dengan perusahaan luar, diharapkan dapat membantu para siswanya setelah lulus sekolah untuk masuk di dunia kerja.

"Hal ini sangat membantu anak-anak kami. Salah satunya yakni para industri ini memberi kesempatan anak-anak untuk bekerja di tempat mereka. Seperti di PT Trakindo dan beberapa perusahaan lainnya dengan melihat kualitas kompetensi yang dimiliki anak-anak kami," paparnya.

Sementara itu Anwar Sanusi menungkapkan, apa yang dilakukan SMKN 6 ini yang seharusnya diharapkan Dinas Pendidikan. Yakni adanya link and match antara sekolah dengan dunia industri. Adanya MoU tersebut tidak hanya cukup pada tanda tangan saja, tetapi harus ada tindaklanjutnya.

"Jangan nanti kita sudah diberi alat, pelatihan dan sebagainya. Ketika kita mau masuk di industri itu ternyata tidak lolos. Itu tidak link and match," ungkapnya. Ke depan Anwar menyampaikan kepada para industri apapun yang akan membuka perusahaan baru di Kaltim, sebelum beroperasi maka harus membuka terlebih dahulu areal untuk pendidikan anak-anak. "Jadi ketika anak-anak itu lulus, perusahaan beroperasi dan para  lulusan itulah yang nantinya akan menjadi tenaga kerja di perusahaan tersebut," tegasnya. (adv/nch/upi)

Editor: rusli-Admin Sapos

Rekomendasi

Terkini

Pemkot Balikpapan Didesak Fasilitasi Pom Mini

Kamis, 25 April 2024 | 10:00 WIB

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB

Stadion Batakan Segera Dilengkapi Lapangan Latihan

Selasa, 23 April 2024 | 13:22 WIB

BPKAD Proses Hibah Lahan Perum Bumi Sempaja

Selasa, 23 April 2024 | 10:00 WIB
X