Polisi Selidiki Isu Penculikan Anak

- Minggu, 26 Januari 2020 | 11:17 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi

TARAKAN – Akhir-akhir ini isu penculikan anak di Tarakan beredar luas di media sosial (Medsos). Salah satunya nyaris menjadi korban penculikan, anak dibawah umur, sebut saja namanya Mawar.  

Gadis yang berdomisili di RT 01 Jalan Aki Balak, Kelurahan Karang Harapan, Kecamatan Tarakan Barat, hampir menjadi korban penculikan di sekitar rumahnya, Kamis (23/1) lalu. Ibu korban, Hadijah menceritakan kejadian bermula saat anaknya akan pergi salat dan mengaji ke masjid yang tidak jauh dari rumahnya. Usai dari masjid, teman korban berniat mengantarkan pulang ke rumahnya.

“Anak saya beralasan diantar temannya naik sepeda motor,” ucapnya, saat dikonfirmasi Harian Rakyat Kaltara.  Karena takut dilihat ibunya, maka akhirnya gadis tersebut diturunkan dan memilih jalan kaki menuju tempat pembuangan akhir (TPA) di Jalan Hake Babu.

“Saat jalan kaki itulah, anak saya dihampiri perempuan dan laki-laki yang mengendarai sepeda motor. Dibawalah anak saya bersama dua orang itu. Dengan alasan, mama sama bapaknya ada di rumah tante,” kisahnya.

Anak Hadijah kemudian dibawa menggunakan sepeda motor tersebut menuju arah Juata. Setelah di pertigaan jalan menuju Intraca dan Jalan P Aji Iskandar, kedua diduga pelaku penculikan berhenti. Korban pun mencurigai gerak-gerik kedua orang yang membawanya tersebut.

Korban tak kehabisan akal untuk coba melarikan diri dari kedua orang itu. Korban beralasan ingin kencing, tapi kedua orang tersebut memberitahu bahwa tidak ada toilet. “Anak saya kemudian menanyakan keberadaan mamanya (saya),” ucapnya.

Korban pun menghafal ciri-ciri kedua orang yang mencurigakan tersebut. Yang perempuan memiliki tubuh kurus, sedangkan laki-lakinya berambut panjang dan badannya pendek. Setelah berpura-pura kencing, korban pun berhasil melarikan diri. Sepanjang perjalanan, korban berjalan kaki dan selalu bersembunyi di semak-semak. Apabila ada sepeda motor atau mobil yang lewat. Tindakan itu dilakukan karena takut pelaku akan mengejarnya.

“Anak saya sampai di rumah itu sekitar pukul 02.00 Wita dini hari. Sampai di rumah muka anakku pucat dan menangis. Makanya saya langsung ke Polsek Barat untuk melapor. Padahal saya sebelumnya sudah keliling mencarinya,” tuturnya.

Dikonfirmasi terpisah, Kapolres Tarakan, AKBP Fillol Praja Arthadira melalui Kasat Reskrim, AKP Guntar Arif Setiyoko mengatakan, sudah memantau beberapa status di medsos adanya kejadian percobaan penculikan anak. “Kami sudah lakukan penyelidikan di lapangan. Kami mau kroscek dulu fakta-fakta di lapangan itu sesuai atau tidak,” terangnya.

Jika memang ditemukan adanya dugaan kasus penculikan anak, akan ditindaklanjuti. Meskipun hingga saat ini, pihaknya belum ada menerima laporan terkait penculikan anak-anak. “Masyarakat harusnya langsung melapor ke kita, daripada buat status di medsos. Biar kita langsung fokus melakukan penyelidikan,” imbaunya.

Berdasarkan data dari patroli cyber, ujar Guntar, ada dua postingan yang sudah dideteksi. Akan tetapi, banyak pengguna medsos yang ikut mengomentari. Sehingga membuat keresahan di masyarakat. “Pas ada personel kami datang, hanya melakukan pulbaket (pengumpulan bahan keterangan). Bila ada percobaan penculikan bisa dilaporkan segera. Tentu dengan fakta yang jelas,” pungkasnya. (*/sas/uno)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Pemkab Nunukan Buka 1.300 Formasi untuk Calon ASN

Kamis, 18 April 2024 | 12:44 WIB

Angka Pelanggaran Lalu Lintas di Tarakan Meningkat

Kamis, 18 April 2024 | 11:10 WIB
X