Pihak Keluarga Minta Tak Dikaitkan dengan Politik

- Kamis, 16 Mei 2019 | 15:45 WIB

Umur manusia tidak ada yang tahu. Kematian bisa datang kapan saja. Tak mengenal usia. Juga tak mengenal sehat atau tidak. Umur manusia, tidak tahu batasnya, tapi pasti berbatas.


Hal inilah menjadi gambaran atas kepergian Wahyu Saputra, ketua KPPS di TPS 139, Kelurahan Sungai Pinang Dalam, Kecamatan Sungai Pinang. Wahyu meniggal dunia dalam usia 28 tahun, Selasa (14/5) lalu, sekitar pukul 18.52 Wita, di Rumah Sakit Dirgahayu, Samarinda.
Meninggalnya Wahyu mengagetkan rekan sejawat hingga keluarga. Karena selama hidup, Wahyu tidak pernah mengidap penyakit apapun. Almarhum selalu terlihat sehat dengan tubuh besarnya itu. Bahkan Wahyu aktif di sebuah komunitas yang ada di Samarinda.
Kedua orang tua Wahyu, Setiyono (50) dan Supina (48) bersama serta saudara Wahyu, Agus Dwi Setiawan (26) nampak tegar. Meski sesekali air mata membasahi pipi tatkala melihat jasad Wahyu terbujur kaku di ruang tamu. Hanya berselimut kain kafan usai dimandikan, menjelang prosesi pemakaman yang dilakukan kemarin (25/5).
Satu persatu kerabat memberikan penghormatan terakhir dengan mencium kening Wahyu. Sebelum nantinya jenazah diberangkatkan dari rumah duka di Jalan Merdeka IV, RT 93, Kelurahan Sungai Pinang Dalam, Kecamatan Sungai Pinang ke tempat peristirahatan terakhir di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Gunung Lingai.
Hadir dalam prosesi pemakaman, Kapolsek Sungai Pinang Kompol Nono Rusmana, Ketua KPU Samarinda Firman, Ketua KPU Kaltim Rudiansyah, Camat Sungai Pinang Siti Hasanah serta tokoh masyarakat sekitar.
Usai disalatkan di langgar terdekat jenazah diberangkatkan ke TPU sekitar pukul 10.30 Wita untuk dimakamkan dengan diikuti iring-iringan puluhan pelayat lainnya.
Mewakili pihak keluarga, Agus Dwi Setiawan yang juga adik dari Wahyu Saputra usai prosesi pemakaman selesai, mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya atas bantuan semua pihak sehingga prosesi pemakaman bisa berjalan dengan baik dan lancar.
Tak lupa, Agus meminta maaf, jika selama hidup Wahyu pernah berbuat salah dan khilaf.
"Pihak keluarga pada intinya sudah mengikhlaskan kepergiannya. Dan tidak ingin meninggalnya Wahyu dikaitkan dengan politik dan sebagainya. Kami juga tidak akan menyalahkan pihak manapun," kata Agus.
Pihak keluarga lebih cenderung pasrah terhadap takdir dan mencoba tabah atas ujian yang mereka terima. Meskipun meninggalnya Wahyu begitu cepat dan sangat tiba-tiba.
"Tidak punya riwayat penyakit. Dan penyakit yang timbul ini secara tiba-tiba bersamaan tugasnya sebagai ketua KPPS pada pemilu 2019 waktu itu. Dan menurut dokter, kakak saya menderita infeksi ginjal dan tifus sehingga sempat dilakukan cuci darah sewaktu dirawat di rumah sakit," ucap Agus.
Ketua KPU Kaltim Rudiansyah turut berduka atas meninggalnya Wahyu. Saat ini pihak keluarga membutuhkan doa dan dukungan moril agat selalu tabah dengan cobaan yang ada.
"Dari KPU akan memasukkan data sebagai salah satu penerima santunan sesuai dengan amanah KPU RI. Sedangjan untuk yang masih dirawat di rumah sakit, tetap akan berkoordinasi dengan KPU kabupaten/kota," kata Rudi. (kis/nha)


Editor: rusli-Admin Sapos

Rekomendasi

Terkini

Bendungan Marangkayu Sudah Lama Dinanti Warga

Jumat, 29 Maret 2024 | 16:45 WIB
X