BALIKPAPAN-Satuan Kerja Khusus Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) pada sektor hulu migas terus menunjukkan peningkatan signifikan.
Wakil Kepala SKK Migas Nanang Abdul Manaf mengatakan, tahun lalu saja, TKDN pada sektor hulu migas telah mencapai 64,57 persen dengan nilai Rp 55 triliun. Capaian ini, kata sekaligus menjadi industri dengan TKDN tertinggi.
"Tahun ini TKDN dari industri hulu migas sudah mencapai 59,8 persen dengan nilai 1,9 miliar USD atau Rp 15 triliun," kata Nanang pada Forum Kapasitas Nasional III Wilayah Kalimantan Sulawesi, Selasa (4/7) di Balikpapan.
Dari sisi kontribusi, industri hulu migas disebut Nanang masih menjadi salah satu tulang punggung ekonomi tanah air. Di mana sepanjang 2022 lalu, tercatat perputaran ekonomi di industri hulu migas mencapai Rp 560 triliun.
"Dari jumlah tersebut (Rp 560 triliun) Rp 238 triliun menjadi bagian dari negara," kata Nanang.
Nilai tersebut, kata Nanang dipastikan terus meningkat sejalan dengan adanya portofolio 127 proyek pada 2023-2026 mendatang senilai Rp 690 triliun. Industri hulu migas, dijelaskan Nanang juga berperan dalam penyerapan tenaga kerja secara nasional.
Dirinya mencatat, ada 120 ribu karyawan yang bekerja pada industri hulu migas dengan 20 ribu di antaranya merupakan karyawan Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) dan SKK Migas.
Pada masa depan, kebutuhan akan energi, terutama minyak dan gas bumi juga dipastikan terus meningkat. Pada 2050 mendatang kebutuhan minyak secara nasional diproyeksikan akan mencapai 3,97 juta barel per hari atau meningkat 139 persen.
"Untuk gas konsumsinya juga akan meningkat dari 6.000 Juta Standar Kaki Kubik per Hari menjadi 26.112 Juta Standar Kaki Kubik per Hari," katanya. (hul)
