Masih banyaknya perpustakaan yang belum terakreditasi, membuat masalah akreditasi perpustakaan menjadi perhatian penting mengingat Kaltim telah menjadi Ibukota Negara (IKN).
UNTUK mengurangi banyaknya perpustakaan yang belum terakreditasi. Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Republik Indonesia bekerjasama Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kaltim menggelar Workshop Akreditasi Perpustakaan di Gran Senyiur, Senin (20/2).
Workshop yang digelar tiga hari ini mengangkat tema Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial, Solusi Cerdas Pemulihan Ekonomi Masyarakat Pasca Pandemi Covid-19. Diikuti 40 peserta dari pustakawan atau tenaga pengelola Perpustakaan Umum di Kaltim.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kaltim, Drs HM Syafranuddin MM mengatakan perpustakaan memiliki peran penting dalam memperkuat literasi ditengah masyarakat yang akan berdampak pada kualitas sumber daya manusia. “Dunia perpustakaan ini dunia yang asyik yang dapat mencerdaskan bangsa,” ujarnya.
Walaupun itu lanjut Syafranuddin ada yang beranggapan bekerja di perpustakaan bagi ASN adalah tempat buangan. “Tepis anggapan itu. Karena perpustakaan adalah literasi mencerdaskan bangsa dan arsip menyelamatkan bangsa. Itulah yang kita gaungkan dalam rangka meningkatkan mutu perpustakaan di Kaltim,” katanya.
Lihat saja antusias peserta, dimana kata Syafranuddin pesertanya membludak, namun kuotanya terbatas hanya kurang lebih 40 peserta. “Dunia perpustakaan mulai diminati masyarakat. Saya bangga peserta begitu antusias mengikuti workshop. Karena ini bekal untuk memajukan perpustakaan di Kaltim,” ucapnya bangga.
Dijelaskan Syafranuddin, masalah akreditasi perpustakaan saat ini sangat penting dan menjadi perhatian bersama mengingat Kaltim yang telah menjadi IKN.“Perpustakaan di Kaltim saat ini ada jumlahnya kurang lebih 3 ribu sementara yang terakreditasi baru 10 persen. Untuk itu saya berharap paling tidak dibawah kepemimpinan saya sudah 1.000 yang bersertifikat,” ucapnya.
Dikesempatan tersebut Syafranuddin menyerahkan Sertifikasi Perpustakaan kepada Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kukar yang kemudian diserahkan kepada Kepala Sekolah MAN 2 Kukar.
Juga kepada Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Samarinda yang kemudian diserahkan kepada Kepala Sekolah SMA Negeri 13 Samarinda, SMK Negeri 2 Samarinda, SMP Nabil Husen Samarinda, SMP Aminah Syukur Samarinda, SMP Negeri 5 Samarinda dan SMP Negeri 22 Samarinda.
“Dengan hasil akreditasi yang diperoleh diharapkan perpustakaan yang menerima sertifikat semakin meningkatkan kinerja dan skala prioritas,” pungkas Syafranuddin.
Sementara Sekretaris Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Samarinda, Sugiharto mengaku sangat mengapresiasi kegiatan yang dilakukan Perpusnas bekerjasama Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kaltim. Bahkan untuk mendukung capaian akreditasi. Dirinya telah melakukan pembinaan rutin disekolah-sekolah. “Kita selalu rutin melakukan pembinaan kepada sekolah secara berkala selama 3 bulan. Dan untuk memberikan motivasi meningkatkan akreditasi kepada perpustakawanan disekolah saya memberikan reward berupa buku,” pungkasnya.
Untuk meningkatkan kemampuan perpustakaan. Selama workshop, panitia menghadirkan 2 narasumber dari perwakilan Perpusnas, Agus Rifai dan Badollahi Mustafa. Yang keduanya menyampaikan materi Kebijakan DSA dalam Akreditasi Perpustakaan dan SNP dan Akreditasi Perpustakaan. Dalam penyampaian materi, keduanya dipandu moderator, Taufik S yang menjabat Kepala Bidang Pengembangan Perpustakaan dan Peningkatan Kegemaran Membaca Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kaltim. (dwn)
