PDI Perjuangan sepakat dengan sikap pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar yang menyebut munculnya tekanan kepada pada capres-cawapres tertentu.
---
JAKARTA - Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menyebut ada berbagai tekanan yang datang kepada pasangan calon Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Tekanan yang muncul ini dalam bentuk beragam.
"Ya tekanan ada, apalagi ini juga berkaitan. Kalau kita lihat konstitusi saja bisa diintervensi, padahal lembaga yudikatif. Apalagi yang lain," kata Hasto di Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (18/11).
Tekanan yang muncul berupa pencopotan baliho Ganjar-Mahfud, penggunaan instrumen kekuasaan, dan lain sebagainya. Dalam hal ini, Hasto mengaku sepakat dengan sikap pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar. Tekanan jenis ini pun ditentang oleh Hasto karena tidak sesuai dengan demokrasi yang dikehendaki oleh rakyat.
"Dalam konteks ini kami juga membangun komunikasi dengan AMIN karena merasakan hal yang sama sehingga inilah yang kemudian kami luruskan supaya demokrasi berada di koridornya, demokrasi berada pada rakyat yang mengambil keputusan bukan pada elite," imbuh Hasto.
Sekretaris TPN Ganjar-Mahfud ini menyampaikan, Indonesia juga mendapat tekanan dari luar. Jika sebelumnya dipuji karena kehidupan demokrasi yang baik, kini demokrasi mundur lagi ke belakang.
"Bahkan terjadi the darkness of Indonesian democracy. Ini yang kami sangat prihatin. Maka masih ada waktu untuk melakukan koreksi itu agar berbagai upaya-upaya, tekanan tidak terjadi dan ketika tekanan itu makin masif, yang terjadi adalah suatu counter action berupa gerakan rakyat," ucap Hasto.
Gerakan rakyat yang dimaksud Hasto yakni warga membolehkan rumah-rumahnya dipasangi baliho Ganjar-Mahfud. "Ini menunjukkan esensi bagaikan apa yang disampaikan Pak Ganjar, air kebenaran, air politik jurdil ini tidak bisa dibendung dengan berbagai intimidasi," pungkas Hasto. (jpc/rdh)