Kesehatan pemain bukan satu-satunya atensi manajemen Borneo FC Samarinda. Mereka pun memperluas perhatiannya dengan menyoroti kesehatan keluarga pemain dan seluruh elemen klub.
SAMARINDA - Berangkat dari hal tersebut, manajemen Pesut Etam kemudian menggandeng Rumah Sakit (RS) Samarinda Medika Citra (SMC) menjadi mitranya. Kedua pihak pun menandatangani nota kesepahaman alias memorandum of understanding (MoU) dalam pertemuan di conference room Borneo FC Samarinda, di Stadion Segiri, Samarinda, Rabu (15/11).
“Kerja sama ini sejatinya sudah lama terjalin, hanya baru sekarang kita berkesempatan mengikatnya secara formal melalui MoU,” ucap Direktur Utama Borneo FC Samarinda Ponaryo Astaman.
Perhatian atas kesehatan keluarga pemain menurutnya penting. Mengingat tim kerap bepergian dalam waktu tidak sebentar saat melakoni laga tandang. “Ketika mengetahui keluarganya sakit, konsentrasi pemain terbagi. Itu kemudian berdampak kepada performa mereka. Harapannya lewat kerja sama ini, penanganan para keluarga pemain atau seluruh elemen tim bisa lebih terjamin,” jelas pria yang karib disapa Popon itu.
Karena sifatnya kerja sama, Popon meyakini keterikatan itu akan menguntungkan kedua pihak. “Lewat kerja sama ini harapannya tercipta saling membangun potensi dari masing-masing pihak,” tegas pesepak bola legendaris Indonesia tersebut.
Sementara itu, Direktur RS SMC dr Teguh Nurwanto mengapresiasi langkah manajemen Borneo FC Samarinda yang menggandeng pihaknya sebagai mitra. “Borneo FC Samarinda adalah tim kebanggaan masyarakat Kaltim. Kami berterima kasih diberi kepercayaan mendukung dari sisi kesehatannya. Kami tidak main-main dalam menjawab kepercayaan ini,” imbuhnya.
Salah satunya yakni menghadirkan dokter orthopedi dr Fahroni Cahyono Winata MKes SpOT(K)Sport FICS. “Di Samarinda, hanya beliau satu-satunya yang expert di bidang berkaitan dengan cedera olahraga. Kami kira sudah tepat Borneo FC bekerja sama dengan SMC,” jelas Teguh.
Sesuai dengan kesepakatan yang terjalin, mereka berkomitmen memberi pelayanan prima kepada pemain maupun keluarga Borneo FC Samarinda dan masyarakat Kaltim pada umumnya. “Sehingga, ketika tim sedang ke luar Kaltim, keluarga tetap aman dan nyaman,” ucap dia.
Demi memaksimalkan pelayanan, hingga kini RS SMC terus melengkapi fasilitasnya. Salah satunya dengan menambah armada ambulansnya yang diharapkan bisa memenuhi kebutuhan pelayanan darurat. “Rencananya ada tiga ambulans baru dengan fasilitas lengkap di dalamnya, yakni mobile ICU. Akhir bulan ini diperkirakan sudah sampai di Samarinda,” tegas Teguh.
Sementara itu, manajer Borneo FC Samarinda Dandri Dauri berharap dari kerja sama tersebut, timnya bisa mendapat bantuan berupa pelayanan pengecekan kesehatan pemain lebih cepat. “Seperti MRI. Kalau di tempat lain, bisa sampai lima hari baru keluar hasilnya. Padahal, kami sangat ingin segera mengetahui kondisi para pemain setelah mengalami cedera, karena ada kaitannya dengan kepentingan strategi tim. Harapannya lewat kerja sama ini, ada solusi atas hal tersebut,” tegas Dandri.
Hal tersebut juga ditanggapi baik oleh dr Teguh. Dia mengatakan pihaknya tengah bernegosiasi menghadirkan perangkat CT-Scan 128 slice yang bisa menghasilkan citra yang lebih mendetail dan mempermudah proses analisa dan pengambilan tindakan. “Tentang MRI ini, kami coba hitung dulu potensi MRI ini. Kalau potensial, tentu akan kami tindaklanjuti,” jelas dia.
Selepas penandatanganan kontrak, manajemen juga mengajak tim RS SMC untuk mengunjungi ruang terapi tim yang berada di lantai dasar. Pada kesempatan tersebut, fisioterapis Ramdhan menjelaskan seputar ketersediaan fasilitas penunjang penanganan cedera kepada dr Fahroni dkk. (ndy/er)