Saat kuliah di Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa), Margaretha mengenakan pakaian biarawati. Dia juga mempelajari agama Islam. Sedangkan Ni Komang Sukrati dan Yuni Safritri Rambu Rauna Bela, mahasiswa nonmuslim lainnya, bisa kuliah dengan nyaman di Unusa.
RAMADHONI CAHYA C., Surabaya
UNIVERSITAS Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) tak semata memberikan bekal keilmuan kepada mahasiswanya. Kampus itu juga menyebarkan konsep Islam, yaitu rahmatan lil alamin.
Nilai tersebut diaplikasikan lewat penerimaan mahasiswa. Unusa tak hanya menerima mahasiswa yang beragama Islam, tetapi juga mahasiswa nonmuslim.
Margaretha Kolo salah satunya. Dia beragama Katolik. ”Awalnya memilih Unusa karena teman saya bilang tidak ada rasisme di kampus tersebut,” katanya saat ditemui kemarin (26/9).
Awal masuk kuliah, Margaretha sempat menjadi perhatian mahasiswa lain. Sebab, dia tidak mengenakan jilbab sebagaimana mahasiswa muslim lainnya. Bahkan, beberapa kawannya terkejut saat mengetahui dia nonmuslim.
Meski berbeda keyakinan, Margaretha tetap bisa kuliah dengan nyaman serta tak mendapatkan diskriminasi.
Menurut dia, sivitas akademika Unusa memiliki jiwa toleransi yang tinggi. ”Bahkan, saya diperkenankan mengenakan pakaian biarawati sehari-hari sejak semester awal,” terang perempuan asal Nusa Tenggara Timur (NTT) itu.
Saat perkuliahan, Margaretha mengikuti pembelajaran agama Islam. Itu bukan karena paksaan. Namun, lebih pada ketertarikannya pada Islam. Saat ada tugas kuliah, dia diperbolehkan tidak menggunakan bahasa Arab.
”Perlakuan antarmahasiswa, dosen, atau tenaga pengajar sangat adil,” ujar mahasiswa yang akan diwisuda hari ini tersebut.
Selain Margaretha, mahasiswa nonmuslim lain yang kuliah di Unusa adalah Ni Komang Sukrati dan Yuni Safritri Rambu Rauna Bela. Komang telah bekerja di RSUD dr Soetomo Surabaya.
Sedangkan Yuni Safritri merasa bangga dan senang dapat menempuh pendidikan di Unusa tanpa mengalami diskriminasi meski dia tidak mengenakan jilbab.
”Secara pergaulan sangat baik dan merasa diterima,” ucap Yuni Safitri.
Rektor Unusa Prof Achmad Jazidie menyatakan, Unusa mengusung tagline ”rahmatan lil alamin’’. Artinya, rahmat bagi seluruh alam, tidak memandang jenis kelamin, suku, agama, dan lainnya. Oleh karena itu, Unusa memiliki mahasiswa dari berbagai latar belakang agama, termasuk agama Katolik.
”Unusa tidak hanya terbuka bagi mahasiswa muslim, tetapi juga bagi masyarakat dari berbagai agama yang ingin mengejar ilmu di sini,” ungkapnya. (*/c6/aph)