Polres Penajam Paser Utara (PPU) terus melaksanakan kegiatan penyuluhan paham radikalisme, intoleransi, dan anti-Pancasila bagi generasi muda. Melibatkan siswa SMA 5 PPU.
PENAJAM – Kegiatan yang diinisiasi Satuan Pembinaan Masyarakat (Sat Binmas) Polres PPU itu menghadirkan Kepala Seksi Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam, Kementerian Agama PPU Gus Rofiqul Ikhwan sebagai menjadi narasumber dalam penyuluhan tersebut.
“Semoga para siswa dapat menjadikan pertemuan ini sebagai ajang menambah ilmu, terutama terkait radikalisme, intoleransi, dan anti-Pancasila,” kata Iptu Widodo, Kaur Bin Ops (KBO) Sat Binmas Polres PPU, kemarin.
Dalam materinya, Gus Rofiqul Ikhwan menekankan agar generasi muda tidak mudah terpengaruh dengan isu-isu atau doktrinasi yang mengarah kepada perpecahan. “Pentingnya berkehidupan toleransi, sehingga tdak menimbulkan perpecahan antarumat, dan pentingnya bagi siswa-siswi untuk mengembangkan nalar dan pola pikir yang logis, sehingga dapat membedakan mana hal yang baik dan tidak dalam kehidupan sehari-hari. Karena itu, mari kita sepakat Pancasila sebagai pedoman hidup masyarakat bangsa Indonesia,” kata Rofiqul Ikhwan.
Dalam penyuluhan itu juga dibuka sesi tanya-jawab. Renaldi, salah satu siswa yang ikut penyuluhan menanyakan tanda-tanda seseorang telah terpapar paham radikalisme serta cara mengatasinya. Menjawab hal ini, Rofiqul Ikhwan mengatakan, agar lebih selektif dalam bergabung dengan komunitas tertentu.
“Berhati-hatilah dan lebih selektif apabila ingin bergabung dengan komunitas intelektual keagamaan. Apabila memang sudah telanjur masuk ke dalam paham radikal dan kita sadari, agar tidak ragu memberitahukan kepada orangtua atau kerabat serta memberanikan diri untuk melapor ke pihak kepolisian,” katanya.
Arneli, pelajar lainnya di SMA 5 PPU menanyakan, sebagai minoritas apa yang harus dilakukan apabila mendapatkan perundungan terhadap agamanya? ““Kalau kita meyakini bahwa agama kita itu baik, maka tunjukkan perilaku-perilaku yang baik, dan mari tunjukkan toleransi kita sebagai umat beragama. Apabila terjadi hal seperti itu di sekolah agar dapat melaporkan kepada dewan guru. Oleh karena itu dengan adanya kegiatan ini diharapkan dapat memperkuat toleransi para siswa SMA 5 PPU,” jawab Rofiqul Ikhwan.
Siswa lainnya, Ibrahim, menanyakan bagaimana peran pendidikan dalam mencegah paham radikalisme, intoleransi dan anti-Pancasila? Mendengar pertanyaan ini, narasumber yang sering diundang Polres PPU untuk mengisi penyuluhan mengatakan, pendidikan memiliki peran penting. Yakni mendidik sikap, perilaku, dan karakter sesuai dengan Pancasila, sehingga terhindar dari paham-paham radikalisme, intoleransi dan anti-Pancasila.(er)
ARI ARIEF
[email protected]